5 Wisata Gua Pacitan Yang Tak Boleh Anda Lewatkan

AZ - Senin, 25 Oktober 2021 12:40 WIB
Gua Tabuhan undefined

PACITAN—Beberapa gua masuk dalam daftar situs geopark Gunung Sewu untuk area Timur atau Pacitan. Gua-gua itu sangat menarik untuk dieksplorasi tidak hanya karena keindahannya, tetapi sejarah geologi serta kehidupan masa lalu.

Berikut lima gua di Pacitan yang harus anda datangi:

Gua Gong

Gua Gong

Gua Gong berada di Dusun Pule, Desa Bomo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Sekitar sekitar 37 km dari pusat kota Pacitan ke arah barat arah Wonogiri. Ini adalah gua paling terkenal di Pacitan dan menjadi situs unggulan geopark Gunung Sewu.

Gua Gong memiliki ruangan besar berukuran panjang sekitar 100 m, lebar 15-40 m dan tinggi 20-50 m dibentuk oleh proses pelarutan pada batugamping Formasi Wonosari yang berumur 15-3 juta tahun.

Keindahan Gua Gong tak tertandingi oleh gua-gua lain di Pulau Jawa, bahkan ada yang menyebutkan bahwa Gua Gong adalah Gua terindah di Asia Tenggara.

Gua ini memiliki formasi stalaktit dan stalakmit yang indah ditambah dengan penerangan yang menjadikan suasana menjadi semakin mengesankan.

Untuk bisa mencapai ruang terbesar, anda harus menyusuri lorong gua sepanjang 256 meter kemudiann
Anda akan sampai ke ruangan yang membentuk kubah rakasa sepanjang 100 m, dengan lebar 15 hingga 40 meter dan tinggi antara 20-30 meter yang benar-benar mengagumkan.

Stalaktit dan stalakmit dengan aneka bentuk dan ukuran menghiasi seluruh penjuru ruangan. Beberapa diantaranya bahkan diberi nama karena untuk mengabadikan keindahannya seperti Selo Jengger Bumi, , Selo Bantaran Angin, Selo Citro Cipto Agung, Selo Adi Citro Buwono, dan lain sebagainya. Untuk menjelajahi seluruh lorong dan bagian dalam gua, anda memerlukan waktu sekitar 2 jam.

Selain keindahan stalaktit dan stalakmit yang menghiasi ruangan gua, ada juga mata air yang diberi berbagai nama seperti Sendang Jampi Rogo, Sendang Panguripan, Sendang Relung Jiwo, Sendang Kamulyan dan Sendang Relung Nisto.

Gua Tabuhan

Gua Tabuhan

Gua ini ada di Dusun Tabuhan, Desa Wereng, Kecamatan Punung, Pacitan dan dikenal sebagai gua dengan ornament yang sangat indah. Gua ini memiliki banyak batu stalagmit yang mengantung di atas yang tingginya mencapai 50 meter.

Gua yang terletak sekitar 30 km dari Kota Pacitan, tidak terlalu jauh dari Gua Gong dan hanya memiliki 2 ruangan besar dan awalnya bernama Gua Tapan, karena sering dipakai orang untuk bertapa. Namun gua Tabuhan sering digunakan warga setempat untuk kegiatan kesenian, dengan cara memukul stalagtit di dalam gua hingga mengeluarkan suara seperti gamelan maka namanya pun berubah jadi Guaa Tabuhan.

Dengan panjang rata-rata hingga tujuh meter dan diameter hingga satu meter, stalagtit dan stalagmit di gua ini tampak menyerupai pilar-pilar raksasa yang sangat menakjubkan.

Luweng Jaran

Luweng Jaran

Luweng Jaran merupakan sistem gua yang terpanjang di Jawa dengan lorong yang sudah dipetakan sekitar 14,3 km. Pembentukannya dikendalikan oleh sesar berarah utara-timur laut-selatan-barat daya pada lapisan batugamping Formasi Wonosari sekitar 1,8 juta tahun lalu.

Song Terus adalah gua berlorong pendek yang menembus bukit setempat yang terbentuk tidak lama setelah batugamping Formasi Wonosari terangkat ke permukaan, sekitar 1,8 juta tahun lalu. Luweng Ombo adalah gua yang berkembang dari dolina yang mengalami peruntuhan dan pelarutan

Song Terus

Song Terus

Song Terus juga salah satu situs geopark Gunung Sewu area Pacitan. Gua ini berada di Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Diyakini Song Terus dulunya adalah tempat tinggal manusia purba dan bahkan sebagai pusat koloni ratusan ribu tahun lalu.

Song Terus memiliki panjang 150 meter dengan lebar 10 meter-20 meter dan tinggi atap 10 meter. Gua ini semakin menarik perhatian sejak ditemukannya rangka manusia purba pada 1999 yang diperkirakan, berusia 10.000 tahun yang oleh para arkeolog dan warga setempat sepakat menamainya Mbah Sayem. Mbah Sayem seorang laki-laki berumur 40 tahun-50 tahun. Saat ditemukan, posisinya sedang berbaring. Kedua tangannya menggenggam alat batu dan alat dari tulang. Beberapa kepala monyet ekor panjang atau makaka tersebar di sekelilingnya.

Namun karena masih menjadi pusat penelitian, memang ada sejumlah pembatasan untuk bisa mengakses secara penuh gua tersebut.

Luweng Ombo

Luweng Ombo

Terletak di Desa Kalak, Kecamatan Donorojo, Pacitan, Luweng Ombo adalah gua vertikal terlebar dan terdalam di Pacitan. Luweng ini memiliki kedalaman sekitar 130 meter dan diameter mulut 50 meter. Semakin ke bawah diameternya semakin melebar lagi mencapai di sekitar 170 meter.

Gua Luweng Ombo merupakan salah satu situs geopark Gunung Sewu yang terbentuk dari pengangkatan batu gamping dari dasar laut sekitar 1,8 juta tahun yang lalu.

Tetapi anda harus hati-hati memasuki dan menyusuri gua ini karena kondisinya licin dan medan sulit. Anda harus menggunakan pemandu dengan peralatan lengkap. Bagi para pecinta petualangan alam, Luweng Ombo tidak boleh dilewatkan.

Tetapi karena masuk sebagai obyek minat khusus yang beresiko tinggi, tidak semua orang yang boleh masuk dan hanya orang-orang khusus yang berkompeten dan didukung peralatan khusus serta harus dengan izin dari instansi terkait.

Untuk menuju Luweng Ombo akses paling mudah adalah dari ruas jalan Pacitan-Jogja. Jika dari arah Pacitan, sesampainya di pertigaan Bleruk (persimpangan jalan Pacitan-Solo dengan Pacitan-Yogya) belok kiri mengikuti jalur ke Yogya. Nanti ada pertigaan dengan penunjuk arah ke Kalak. Ikuti sesuai penunjuk arah tersebut sampai ketemu gapura Desa Kalak. Nah dari gapura ini sekitar 200 meter sampailah di lokasi Gua Luweng Ombo. Letak guanya hanya sekitar 20 meter dari jalan.

Editor: Amirudin Zuhri
Bagikan

RELATED NEWS