Ada Rasa Balado di Kolong Klithik Buatan Eva

AZ - Selasa, 25 September 2018 16:22 WIB
Proses penjemuran kolong klithik buatan Eva undefined

Halopacitan, Arjosari— Dari penampilan awal, kolong klithik buatan Evi sudah berbeda. Jika biasanya camilan ini berwarna putih kekuningan, tetapi buatannya berwarna merah.

Rasanya juga pasti beda. Layaknya balado, makanan renyah ini berasa pedas tapi gurih. "Awalnya pernah kepikiran saja buat balado ini, tapi belum, setelah pedagang pesan untuk membuat yang rasa balado, barulah saya mantab untuk membuatnya dan sampai saat ini baru saya sendiri yang buat kolong klithik balado ini," kata warga di RT 27 RW 11 Dusun Gulang Desa Mlati Kecamatan Arjosari ini Selasa (25/09/2018).

Proses pembuatan makanan ini cukup panjang bahkan menghabiskan waktu berhari-hari. Singkong sebagai bahan utama harus dikupas dan dijemur hingga mengering sebelum kemudian diparut.

Hasil parutan kemudian diperas barulah dikukus untuk kemudian dibentuk lingkaran-lingkaran seperti gelang dan dijemur lagi kurang lebih satu hahri.

"Sebelum dijemur dikasih balado, setelah digoreng masih harus dibungkus pakai plastik sebelum disetor ke pedagang di pasar," terang istri Hermawan.

Dia mengaku, saat ini dalam mencari bahan singkong tersebut cukup kesulitan, karena sudah tidak begitu musim lagi. "Kalau harga singkong sekarang kisaran Rp2.500-Rp3.500 per kilogramnya, dan saat ini sulit didapat," ujarnya.

Jika kondisi bahan baku tidak sulit, dalam satu minggu dia bisa memproduksi 5-8 karung, tetapi karena saat ini sulit mencari ketela, biasanya hanya bisa tiga karung per minggu. Sedangkan harga jual kolong klithik per bungkus plastik ukuran besar Rp 4.000, dan untuk ukuran kecil Rp800, per bungkus. "Kalau omzetnya katakan per lima karung itu sekitar Rp1 jutaan," imbuh perempuan yang meneruskan usaha ibunya sejak 10 tahun lalu tersebut.

Dibantu suami dan tiga pekerjanya dia tidak hanya memproduksi kolong klithik saja, tetapi camilan lain seperti sale pisang, kripik singkong, dan juga kriping pisang gabu dan juga kokpra. (Sigit Dedy Wijaya).

Bagikan

RELATED NEWS