Akhir Syaban dan Wanginya Kembang

AZ - Minggu, 28 April 2019 13:41 WIB
Penjual bunga di Dusun Winongan, Desa Sirnoboyo Pacitan undefined

Halopacitan, Pacitan—Pemandangan seperti ini hanya bisa dilihat di akhir-akhir bulan Syaban ketika banyak orang mendapatkan rezeki tahunan dari wanginya kembang untuk digunakan ziarah ke makam.

Sunarti, salah satu pedagang disitu menjelaskan bahwa berdagang bunga hanya setahun sekali setiap menjelang puasa. Sunarti mengaku bunga yang ia jual adalah hasil menanam sendiri dirumah.

“Saya dan teman-teman ini hanya menjual bunga yang ditanam sendiri, namanya juga pasar kaget,” katanya Minggu (28/04/2019).

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa bunga yang dijual ada macam-macam jenisnya dari pacar air, kenanga, nusa indah dan kembang kertas. "Beda dengan wilayah Jawa Tengah maupun Yogya. Kalau di sana yang dijual bunga mawar dua warna, di Pacitan mawar tidak subur, sedangkan jika harus beli dari Solo nanti sampai sini sudah layu," jelas Sunarti lagi.

Menurut Sunarti, semua bunga tersebut kemudian diranjang dan ditambahi dengan daun pandan yang juga sudah dirajang, diolesi boreh yang terbuat dari tepung beras dan kunyit ditambah sedikit minyak duyung atau srimpi lalu di pincuk. Tiap pincuknya dijual seharga Rp1.000.

Menurut Paijem, yang juga turut berjualan di tempat yang sama, berjualan bunga tiap bulan Syaban sudah dari muda. Paijem dahulu hanya membantu ibunya, dan saat ini hingga usia 68 tahun Paijem tetap setia berjualan.

"Itung-itung nambah rezeki, lagi pula nanti jika ada yang butuh tapi tidak ada yang jualan bagaimana?," ungkap Paijem setengah bertanya.

Ditanya soal hasil, Paijem mengaku dari menjual bunga setiap hari ia bisa membawa pulang uang Rp70.00 hingga Rp90.000. "Labanya tidak tahu, pokoknya segitu. Kan bunganya tidak beli karena menanam sendiri, yang beli hanya minyak srimpi dan borehnya," Jelas Paijem.

Paijem juga menjelaskan untuk wilayah Pacitan, sepengetahuannya penjual bunga untuk ziarah tidak banyak. Dari beberapa orang yang membeli, ia bisa mengetahui kesulitan orang yang akan berziarah untuk mencari pedagang bunga. "Sudah tidak banyak, hanya ada disini, di dekat makam Kucur, di Kebon Redi dan beberapa di pasar Arjowinangun,” kata Paijem.

Akhir Syaban memang khas dengan wanginya kembang yang semerbak menunggu bulan penuh rahmat datang.

Bagikan

RELATED NEWS