Bersih Kubur, Rutinitas Warga Sirnoboyo Menjelang Puasa

AZ - Sabtu, 27 April 2019 11:10 WIB
Bersih kubur di permakaman Gunung Pegat undefined

Halopacitan, Pacitan— Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Sirnoboyo yang melakukan kerja bakti di permakaman umum Gunung Belah. Permakaman yang terletak di tepi jalan jalur lintas selatan (JLS) tersebut sejak pagi sudah dipenuhi ratusan orang.

Dari pukul 06.00 WIB mereka sudah berbondong-bondong datang ke area pemakaman tersebut dengan membawa berbagai peralatan.

Mahmud warga Krajan RT 01 RW 04 Desa Sirnoboyo yang sudah dari kecil sering diajak kakek maupun ayahnya melakukan bersih kubur mengatakan acara ini tidak hanya diikuti warga Sirnoboyo juga namun ada beberapa warga desa lain yang ikut seperti Desa Kayen, Arjowinangun dan Sukoharjo. "Yang mengambil inisiatif dari Desa kami, karena permakaman umum ini berada di Sirnoboyo. Lalu dari mulut ke mulut diteruskan warga hingga ke kerabat yang ada di desa lain,” katanya Sabtu (27/04/2019)

Mahmud menambahkan tujuannya ikut bersih kubur adalah untuk menjaga kebersihan dan sebagai wujud bakti anak kepada leluhurnya yang sudah meninggal. Juga agar tidak malu jika ada kerabat jauh yang ingin ziarah. "Biasanya setelah acara bersih kubur begini, banyak kerabat yang berziarah hingga menjelang puasa nanti. Saya malu kalau makam orang tua tidak terurus,” sambung Mahmud.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ari warga Desa Sukoharjo yang datang membawa perlatan cat. Ari menjelaskan kedatangannya pagi ini adalah untuk membersihkan area pemakaman keluarganya, ia datang bersama saudara laki-laki dan anaknya.

Ari menjelaskan apa yang ia lakukan lebih untuk mengenang semua kebaikan orang tuanya yang telah meninggal, seraya memberi pengetahuan sejarah keluarga kepada anaknya. "Bukan syirik dan tidak menyembah kuburan," ucapnya.

“Manfaat ziarah kubur maupun bersih kubur itu banyak. Seperti saya, selain untuk mengingatkan diri kemana akan kembali juga acara bersih kubur ini saya gunakan untuk menceritakan sajarah keluarga kepada anak-anak. Ndunungke kalau istilah orang Jawa, tujuannya agar kekerabatan dalam keluarga tidak hilang atau terlupa,” terusnya.

Bagikan

RELATED NEWS