Cagak Telu dan Transfomasi Sebuah Bukit Batu

AZ - Jumat, 26 April 2019 19:54 WIB
Panorama Teluk Bauran dari Cagak Telu undefined

Halopacitan, Sudimoro—Semua berawal dari adanya pembangunan PLTU yang berlokasi di Pantai Bawuran di Kecamatan Sudimoro pada tahun 2007 yang dibarengi dengan proyek pembangunan jalan nasional lintas selatan yang menghubungkan wilayah-wilayah disisi selatan pulau Jawa, yang juga melintasi Kabupaten Pacitan.

Lokasi pembangunan PLTU yang berada di tepi pantai dapat disaksikan oleh orang-orang yang melintasi JLS baik wisatawan maupun warga dari sebuah puncak bukit yang sekarang menjadi pusat dari wana wisata Cagak Telu.

Lambat laun semakin banyak orang yang berhenti di lokasi tersebut. Dari hanya sekadar melepas penat perjalanan hingga wisatawan yang benar-benar ingin ke Cagak Telu. Hal ini mengundang aktivitas ekonomi dari warga sekitar, mulai dengan berdagang makanan kecil, minuman, parkir hingga membuka warung makan di lokasi yang merupakan tanah kas Desa Sukorejo.

Pintu gerbang kawasan wanawisata Cagak Telu (Halopacitan/Tomi Herlambang)

Terhadap fenomena ini, Pemerintah Desa Sukorejo akhirnya mengambil keputusan untuk mengelola potensi di Cagak Telu. Mulailah konsep dan perencanaan penataan di lokasi seluas 60 hektare tersebut dilakukan. Dengan menggandeng mitra pendamping dari Universitas Islam Indonesia dan juga PT. PJB selaku operator utama di PLTU Sudimoro, pemerintah mendesain ulang wana wisata Cagak Telu.

Imam Khoiruddin Kepala Desa Sukorejo menjelaskan, terkait dengan qwanawisata Cagak Telu, pemerintah desa berkomitmen untuk mewujudkan Cagak Telu sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Pacitan, terutama di wilayah timur Pacitan.

Dia menjelaskan dalam master plan kedepan, Cagak Telu akan dibagi dalam enam zona yang terdiri dari Zona 1 untuk rest area dan gardu pandang, Zona 2 adalah display produk dan kuliner kemudian Zona 3 adalah agrowisata yang sudah dimulai dengan penanaman berbagai macam tanaman buah.

Kawasan untuk agrowisata (Halopacitan/Tomi Herlambang)

Di Zona 4 direncanakan untuk kebun binatang atau penangkaran rusa, sedang di Zona 5 yang dekat pantai sebagai area ketahanan pangan rakyat dan spot memancing kemudian Zona 6 yang berada tepat di sebelah atas PLTU akan dibangun wisata air guna rekreasi keluarga.

"Beberapa sudah kita mulai dan beberapa item sudah selesai, seperti di Zona 2 untuk warung desa, pelataran, musala dan kamar mandi sudah selesai. Zona 3 kita sudah mulai menanam buah naga, ada ratusan. Dan beberapa benih seperti kelengkeng, jambu rambutan sudah mulai didatangkan. Zona 4 kita sudah punya penangkaran rusa yang merupakan hibah dari yayasan As-Salam yang semula hanya dua sekarang tujuh ekor. Zona 5 kita baru buat arena memancingnya sedangkan di Zona 6 belum kita sentuh,” ucap Imam.

Menurut Imam, rencana besar tersebut akan didanai oleh dana desa dan CSR yang diberikan oleh PT PJB, sedangkan pengerjaan proyek akan memakan waktu lima tahun dengan anggaran sekitar Rp6 miliar.

Penangkaran rusa (Halopacitan/Tomi Herlmbang)

“Untuk tahun-tahun kemarin anggaran pembangunan lebih banyak untuk infrastruktur. Nah, tahun ini sudah coba kita fokuskan untuk Cagak Telu. Juga CSR dari PT. PJB mulai kita tarik ke sana,” ucap Imam.

Wana wisata Cagak Telu sendiri menurut beberapa pengujung yang ditemui Halopacitan memang dianggap belum maksimal. Dwi Prayitno salah seorang wisatawan dari Trenggalek mengatakan Cagak Telu pemandangannya sangat indah, namun untuk menikmatinya belum ada gardu pandang ataupun spot untuk selfie.

Menurut Dwi, pemandangan disebelah timur dengan keberadaan PLTU yang memiliki tower yang menjulang tinggi dan aktivitas kapal yang berlalu lalang di Teluk Bauran sangat mengasyikkan. Juga sunset saat suasana cerah juga indah. "Ya, sepertinya butuh dikembangkan,” ucapnya.

PLTU Sudimoro dilihat dari Cagak Telu (Halopacitan/Tomi Herlambang)

Sementara salah seorang pemilik warung yang ada si kios desa, Sunarti mengatakan hampir setiap hari ada saja wisatawan yang datang, paling ramai pada hari Sabtu dan Minggu. Wanita yang membuka warung makan di kios desa dengan sewa Rp3 juta /tahun itu mengaku lumayan laris, terutama saat liburan.

"Hasilnya lumayan untuk membantu penghasilan suami. Saya kan punya pelanggan dari pekerja di PLTU, nanti saat liburan tambah ramai dengan wisatawan,” ucapnya. Narti yang merupakan warga Dusun Bubakan desa setempat itu juga mengaku sudah mengetahui jika Cagak Telu akan dibangun lagi.

Bagikan

RELATED NEWS