DBD Merebak, Warga Buat Alat Fogging Sendiri

AZ - Jumat, 01 Februari 2019 15:00 WIB
Sukemi, warga Kwarasan, Kelurahan Baleharjo Pacitan dengan alat fogging buatannya sendiri undefined

Halopacitan, Pacitan—Sukemi, warga di Jalan Bunga Flamboyan RT 03, RW 01 Kwarasan, Kelurahan Baleharjo Pacitan salah satunya. Ia mengaku membuat alat fogging mandiri selain karena beli jadi harganya yang mahal, hal ini karena kedua anaknya dulu pernah terkena DBD pada waktu masih di Kalimantan beberapa tahun silam.

"Mau beli jadi itu harganya mahal sekitar Rp1,2 juta ke atas. Akhirnya saya buat alat ini diajari sama Pak Darno [tetangganya] yang sudah buat duluan belum ada seminggu, untuk upaya tindakan prefentif," ujarnya, saat ditemui Halopacitan, Jumat (01/02/2019).

Pria 55 tahun ini merinci, total biaya yang dikeluarkan untuk membuat alat fogging sekitar Rp300.000 , yang digunakan beli tabung Rp35.000, gas mini yang biasa digunakan untuk camping Rp20.000, kemudian korek pematik api Rp160 ribu, pipa tembaga sekitar Rp18.000 dan lain-lain seperti obatnya hingga bahan bakar.

"Yang mahal itu koreknya, cuma dari pada beli alat fogging jadi dan pakainya hanya waktu tertentu saja, ya lebih baik buat sendiri. Untuk bahan bakarnya solar, cuma obatnya tidak ada di sini adanya beli online harganya sekitar Rp55.000, akhirnya saya pakai cairan pembasmi nyamuk seadanya," ungkapnya.

Cara kerja alat fogging buatan sendiri ini sangat sederhana dan mudah, yang pertama pematik atau korek yang telah disambungkan dengan gas portabel dinyalakan yang fungsinya untuk memanaskan pipa tembaga yang telah dipasang di atas gas.

Ketika pipa tembaga sudah terlihat panas atau berubah warna memerah, kemudian cairan pembasmi nyamuk yang sudah dicampur solar dan telah dimasukkan kedalam sprayer atau tabung tersebut lalu disemprotkan, yang sebelumnya telah dirangkai dan dihubungkan dengan selang ke tembaga.

"Kalau bisa jangan penuh isi tabungnya, biasanya saya setengah, karena kalau penuh isinya keluarnya cairan tidak maksimal," terangnya.

Menurut bapak dua anak ini, jika dalam satu RT memiliki empat alat fogging mandiri cukup untuk melakukan pengasapan di lingkungan tersebut. Tetapi, hal itu juga bukan menjadi andalannya, terpenting kebersihan rumah dan juga lingkungan selalu dijaga.

"Setiap dua hari sekali bak mandi selalu saya kuras, juga kontrol lingkungan sekitar saja misal ada kaleng terbuka, pecahan tempurung kelapa atau tempat-tempat di mana nyamuk berkembang itu kita bersihkan," imbuhnya.

Bagikan

RELATED NEWS