Kembali Bersekolah, Rizki Ingin Jadi Profesor Pembuat Robot

AZ - Kamis, 18 Oktober 2018 13:13 WIB
Rizki Vebiana Ade Putra (topi hitam) saat menjalani hari pertamanya di kelas Kamis (18/10/2018) undefined

Halopacitan, Pacitan—Kamis (19/10/2018) menjadi hari yang amat menggembirakan bagi anak yang berasal dari RT 12 RW 13 Dusun Gamping, Desa Ngreco Kecamatan Tegalombo tersebut. Ini adalah hari pertama dia bersekolah. Dia membuka lagi harapan tentang masa depannya di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kelurahan Sidoharjo Pacitan.

Tak peduli dengan memakai seragam seadanya beserta topi hitam kesayangannya, dia dengan semangat dan gembira menjalani hari-hari yang telah hilang sekian lama tersebut.

"Senang, sudah bisa bersekolah lagi. Kalau cita-cita ingin jadi profesor tehnik pembuat robot atau menjadi polisi," ungkap Rizki kepada Halopacitan dengan nada gembira.

Putra ketiga Ayu Suprapti (39) pun sangat berterimakasih kepada pemerintah yang telah mengusahakan untuk menyekolahkannya. Dia tidak mempersoalkan harus menempuh jalur Paket A dan tetap bertekad tahun depan Rizki bisa melanjutkan Paket B atau setara SMP.

Di Sanggar Kegiatan Belajar, Rizki tidak hanya dibekali pendidikan formal saja, akan tetapi bersama teman-teman lainnya yang bersekolah di SKB, juga diberikan ketrampilan seperti kursus komputer, menjahit, sablon hingga ketrampilan potensi lokal, misal tata boga membuat tahu tuna dan sebagainya, dengan harapan kedepan bisa bekerja mandiri. Rizki tampak terlihat aktif dan berinteraksi bersama teman-temannya.

"Untuk Rizki, selain hanya bersekolah, menuntut ilmu, SKB juga memberikan ATK, tas untuk keperluannya belajar dan nanti juga akan berikan seragam buat Rizki," kata Ririh Enggar Murwati, Kepala Sekolah di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Pacitan.

"Kami menangani untuk anak-anak yang tidak terlayani pada pendidikan formal karena berbagai hal, misal karena sosial ekonomi, kondisi geografis, dan mungkin karena kenakalan, sehingga mereka dikeluarkan dari sekolah," imbuhnya.

Seperti ditulis Halopacitan sebelumnya Rizki terpaksa melakukan berbagia pekerjaan termasuk menjual koran keliling untuk membantu ekonomi di keluarganya. Rizki pernah merasakan duduk di bangku sekolah dasar di SDN Sambong 1 Pacitan hanya kelas IV dan itupun hanya beberapa bulan saja. Tanpa alasan yang dia ketahui, dia akhirnya dikeluarkan dari sekolah tersebut.

Saat dikonfirmasi Halopacitan, pihak SDN Sambong 1 mengaku telah berusaha semaksimal mungkin untuk pendidikan Rizki. Bahkan menurut keterangan dari Kepala SDN Sambong 1 dan beberapa guru Rizki sudah diusulkan dana Progam Indonesia Pintar (PIP ) namun ketika dana tersebut keluar Rizki sudah terlanjur keluar.

"Sekitar dua bulan Rizki bersekolah di SDN Sambong 1 ini, awalnya yang bawa Pak Saryono, petugas di Terminal, kebetulan rumah di daerah sini akhirnya disekolahkan sini. Bahkan Rizki sudah diajukan untuk dana PIP dan sudah keluar tapi karena harus diambil anaknya sendiri dan anaknya tidak ada ya tidak bisa keluar," kata Sukatno, Kepala SDN Sambong 1.

Sedangkan, Nur Sodiq, salah satu guru di SDN Sambong 1 yang kebetulan rumahnya dekat Terminal Pacitan mengaku setelah Rizki beberapa hari tidak masuk sekolah akhirnya ia mencari Rizki di sekitar terminal.

"Waktu saya temui ibunya, sama ibunya itu anaknya itu disuruh membantu mencari nafkah, karena suaminya sudah meninggal. Saya dua kali temui ibunya pertama baik-baik saja, kedua saya malah dimarahi sama ibunya, intinya tidak boleh kembali ke sekolah dan suruh bantu ibunya," ungkap Sodiq. Pihak keluarga sendiri belum bisa dimintai keterangan terkait Rizki.

Bagikan

RELATED NEWS