Menikmati Rasa Khas Kopi Robusta dalam Sentuhan Tradisional

AZ - Kamis, 17 Januari 2019 15:18 WIB
Hasanah dengan kopi kemasan yang dibuat dengan tradisional undefined

Halopacitan, Kebonagung—Salah satunya Hasanah, warga RT 03, RW01 Dusun Krajan, Desa Gembuk, Kecamatan Kebonagung. Selain banyak dijumpai di daerah tersebut, kopi robusta juga merupakan salah satu produk unggulan yang ada di Desa Gembuk.

Perempuan 41 tahun tersebut mulai merintis usaha mengolah kopi dalam bentuk kemasan baru sekitar setahun yang lalu.

"Sebenarnya sudah lama rintisnya, cuma karena dulu anak sakit dan butuh perawatan khusus akhirnya vakum dan baru mulai setahun ini," ujarnya, saat ditemui Halopacitan, Kamis (17/01/2019).

Pengolahan kopi dilakukan secara murni, tanpa campuran apapun, dan tanpa roasting sebuah proses panjang untuk mengolah kopi atau proses mengeluarkan air di dalam kopi, kemudian mengeringkan dan juga mengembangkan bijinya.

"Kalau saya manual berusaha pertahankan cara tradisional, ada juga warga lainnya pakai roasting tapi bidikannya kan cafe. Dan yang saya buat ini ada tiga varian kasar, halus dan deplok," kata Hasanah.

Adapun harga yang ditawarkan bervareasi, untuk kemasan 200 gram dipatok Rp23.000 untuk kopi halus dan untuk Rp20.000 kopi kasar. Sedangkan kemasan 150 gram Rp18.000 kopi deplok dan kemasan 80 gram Rp9.000 dan itu semua harga di tempat. "Kalau yang kemasan kecil Rp5.000, cuma saya titipkan di warung-warung sekitar Kebonagung, Tulakan," imbuhnya.

Saat Halopacitan mencoba, kopi tersebut terlihat memang tidak sekental kopi arabika, tetapi rasa dan aroma cukup khas dan cukup nikmat. Terlebih dalam pembuatannya dipadu dengan gula merah, sehingga rasa pahit kopi yang bercampur manis asli gula jawa begitu khas dan terasa di lidah.

Kopi tersebut sudah diberi label 'Kopi Tejo' dan sudah memiliki izin produksi. Namun, ia mengakui cukup sulit memasarkan produk lokal yang dirintisnya tersebut. Berbagai pameran yang diadakan Pemkab juga diikutinya, bahkan pernah diikutkan pameran di Surabaya, akan tetapi belum ada signal positif untuk perkembangan dalam pemasarannya.

"Kita bisa produksi tapi belum bisa dikatakan lancar, dalam arti belum bisa dipastikan dalam sebulan itu bisa jual berapa kemasan, karena tidak pasti stabil, ya masih sulit memasarkan," ungkapnya.

Bagikan

RELATED NEWS