Merah Putih Raksasa dan Cara Sederhana Warga Temperan Memperingati Kemerdekaan

AZ - Jumat, 17 Agustus 2018 14:45 WIB
Upacara bendera di Temperan memperingati HUT ke-73 RI dengan bendera rakasasa undefined

Halopacitan, Pacitan—Itulah gaya masyarakat Temperan Pacitan memperingati Ulang Tahun Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia Jumat (17/08/2018). Mereka menggelar upacara secara mandiri.

Tak perlu berpakaian seragam, tak perlu berbaris terlalu rapi. Hal yang jauh lebih penting adalah semangat mereka untuk mensyukuri kemerdekaan yang datang dengan perjuangan berat pada pahlawan.

Kegiatan ini menjadi yang pertama digelar oleh masyarakat Temperan dan terlihat antusias masyarakat cukup tinggi. Bahkan banyak dari mereka yang datang dengan membawa anak balita mereka.

Yang menarik, dalam upacara tersebut bendera dengan ukuran 30 X 15 meter dibentangkan di bukit Sentono Gentong. Butuh perjuangan berat untuk bisa mengibarkan bendera sebesar itu dengan kondisi lingkungan yang sulit.

Bendera raksasa yang dikibarkan di bukit Sentono Gentong

Bendera raksasa yang dikibarkan di bukit Sentono Gentong (Sumber: Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)

Bripka Hendro S, Koordinator Lapangan pengibaran bendera di Bukit Sentono Gentong mengatakan ada beberapa kesulitan dalam pemasangan bendera dikarenakan medan yang cukup vertikal, sehingga dibutuhkan beberapa alat.

“Kendala kita banyak, tonjolan batu, angin dan pohon-pohon di sekitar tempat pengibaran," katanya. Dia menambahkan sehari sebelum pelaksanaan pihaknya sudah melakukan gladi resik.

Selain pembersihan tebing yang kurang maksimal, angin juga menjadi kendala yang cukup besar, sehingga membutuhkan tenaga yang ekstra dan kehati-hatian tinggi.

"Angin di atas sama di bawah berbeda, lebih kencang yang di bawah, maka butuh tenaga ekstra dalam membentangkan bendera tersebut," kata Hendro.

Iptu Choirul Maskanan, SH, KBO Binmas Polres Pacitan mengatakan upacara ini murni inisiatif masyarakat. Pihaknya membantu dalam pengibaran bendera yang memang membutuhkan teknik khusus mengingat ukurannya yang besar dan faktor lingkungan.

Pengibaran bendera berukuran 30x15 meter dilakukan bersamaan dengan pengibaran bendera yang dilakukan dalam upacara yang digelar Pemkab Kabupaten. "Kita terhubung dengan Pemkab, jadi pada pengibaran bendera detik-detik proklamasi sama atau bebarengan dengan Pemkab," terangnya.

Masyarakat dengan antusias mengikuti upacara

Masyarakat dengan khidmat mengikuti upacara (sumber: Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)

Masyarakat mengaku upacara peringatan kemerdekaan yang dilakukan secara mandiri sebagai hal yang positif. "Untuk membangun generasi muda supaya tumbuh semangat juang, kalau dulu pahlawan kita berjuang dengan darah, sekarang giliran anak muda bangkit untuk mengisi kemerdekaan," Kata Katiyem, warga RT 02 RW 03 Tamperan Sidoharjo, salah satu peserta upacara.

Ia mengaku sangat tertarik dengan upacara semacam ini. Selain hanya setahun, juga ini pertama kali digelar di Tamperan dengan bendera raksasa yang dibentangkan di Bukit Sentono Gentong di Desa Dadapan.

"Ini kesempatan setahun sekali ikut upacara, kalau ke Pendopo tidak mungkin, tadi juga sama suami yang juga sebagai ketua RT, diundang ke Lapangan Peta, tapi di sana tidak jadi upacara, kemudian langsung ikut upacara di sini dan latihannya bersama warga lainnya pun waktu gladi hari ini saja," imbuhnya. (Sigit Dedy Wijaya)

Bagikan

RELATED NEWS