Halopacitan, Pacitan—Antrean panjang salah satunya terlihat di SPBU Kelurahan Ploso, Pacitan. Antrean kendaraan mengular hingga keluar SPBU bahkan hingga depan Kantor Dinas Sosial Pacitan yang jaraknya ratusan meter. Antrean juga terjadi di sejumlah SPBU lain seperti di Nangungan.

Beberapa warga yang hendak mengantre mengaku kecewa dengan adanya pembatasan pembelian BBM jenis premium tersebut. Hal ini menurutnya tidak efektif, terlebih pemberlakuan shift pada saat jam padat lalu lintas yang akan menambah antrean semakin panjang.

"Kaya pabrik saja dibuat shift. Kalau pembatasan beli misal motor Rp10.000, kemudian mobil berapa liter dan sebagainya itu saya kira tidak masalah. Tapi kalau ada shift-nya, jadi antrean kan tambah panjang," keluh Sucipto, pengendara yang sedang antre premium di SPBU Ploso, Senin (11/02/2019).

Senada, Budiono, warga lainnya juga mengaku kesal diberlakukan shift, meski demikian ia enggan untuk membeli pertalite maupun pertamax yang tidak antre. Dengan alasan berhemat, karena premium lebih murah.

"Kalau orang kecil seperti saya ya pilih yang murah, selisihnya sekitar Rp1.500- Rp3.000 dibanding pertalite dan pertamax," ungkapnya saat ditemui Halopacitan.

Menurut keterangan salah satu petugas SPBU di Ploso, antrean sudah terjadi sudah hampir seminggu terakhir. Hal ini karena ada penurunan pasokan premium dari 16 kiloliter (16.000 liter) per hari hanya menjadi delapan kiloliter."Khusus BBM jenis premium hanya diperbolehkan pada waktu tertentu dan diberlakukan shift," kata Jarno, salah seorang petugas SPBU setempat.

Pemberlakuan dibagi menjadi tiga waktu yakni pukul 07.00 WIB - 09.00 WIB, kemudian pukul 14.00 WIB - 16.00 WIB, dan pukul 19.00 WIB - 21.00 WIB. "Di luar waktu itu pembelian premium tidak dilayani. Setiap pembelian premium juga hanya dibatasi maksimal Rp150.000 dan kami sekadar menjalankan ketentuan saja," ungkapnya.