Ponpes Tremas Jadi Sasaran Utama Pemberantasan Sarang Nyamuk

AZ - Senin, 04 Februari 2019 13:38 WIB
Pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan Ponpes Tremas Senin (04/02/2019) undefined

Halopacitan, Arjosari—Salah satu sasaran utama yang menjadi target gerakan seretank ini adalah lingkungan Pondok Pesantren Tremas. Sejak Senin (04/02/2019) pagi, ribuan santri dan warga membersihkan lingkungan sekitar asrama, mulai dari dalam asrama hingga ke selokan-selokan air.

Dalam waktu sekitar satu jam ratusan sampah telah terkumpul yang kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir sampah di Desa Dadapan.

"Gerakan PSN di Pacitan di baru Kecamatan Arjosari, insyaallah kecamatan lain menyusul. Ini respons positif yang memang harus dilakukan terus menerus untuk mengeliminasi jentik-jentik nyamuk yang ada di lingkungan pondok dan sekitarnya," ujar Wawan Kasiyanto, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Pacitan, di sela-sela memantau PSN.

Menurutnya, bukan hanya dilingkungan pondok saja, tetapi untuk pembelajaran juga terhadap masyarakat tentang bagaimana benar-benar mencari tempat perkembangbiakan jentik nyamuk, atau untuk lebih detil melihat lingkungannya terutama pada benda-benda disekitarnya.

"Karena saya baru saja melakukan pemeriksaan ke penduduk yang radiusnya juga tidak jauh sekitar 100 meter dari pondok, itu masih ditemukan ban bekas yang masih ada airnya di situ ada jentiknya juga dan ini mungkin yang kita lakukan monitoring pada masyarakat yang telah melakukan PSN," ungkapnya.

Berdasarkan data yang dimilikinya, pusat penyebaran atau penderita DBD terbanyak di wilayah Kecamatan Arjosari adalah di lingkungan Pondok Tremas, dari jumlah 35 kasus yang ada di Tremas, 19 di antaranya adalah penghuni pondok.

"Sampai kemarin jumlah penderita DBD di Pacitan ada 169, paling banyak ditemukan di Desa Tremas dan Ploso. Dan tidak tahu kalau sekarang jika ada tambahan lagi," katanya, tanpa menyebut jumlahnya.

Wawan mengatakan PSN harus dilakukan berkesinambungan atau terus menerus. Hal ini karena nyamuk yang telurnya belum menetas, belum tersentuh air kemungkinan masih banyak.

"Telur DBD itu bisa bertahan ditempat yang kering selama enam bulan. Kalau sekarang ada jentik kemudian di basmi terus seminggu lagi kita basmi kemungkinan masih ada lagi. Jadi kita harus benar-benar melakukan sampai bersih, paling tidak enam kali ada PSN secara rutin sekurang-kurangnya tujuh hari," terang Wawan mengakhiri.

Siska Agustina, salah satu santriwati Pondok Tremas kelas III Madrasah Tsanawiyah asal Sumatra mengatakan, selain PSN serentak di pondok juga rutin melakukan kerja bakti bersama setiap hari Jumat, terutama untuk membersihkan lingkungan sekitar asrama.

"Temen saya asal Salatiga kemarin habis opname gejala DB, alhamdulillah ini sudah sembuh dan sudah ikut PSN bersama-sama," ungkapnya di sela-sela kegiatan.

Bagikan

RELATED NEWS