Putri Gunung Pacitan, Rasanya Begitu Lembut dan Manis

AZ - Rabu, 10 April 2019 10:10 WIB
Putri Gunung undefined

Halopacitan, Kebonagung— Jangan berpikir aneh-aneh dahulu, Putri Gunung yang dimaksud adalah nama sebuah makanan khas Pacitan yang terbuat dari singkong.

Makanan ini bisa ditemui di Kecamatan Kebonagung di Kabupaten Pacitan yang memang sudah terkenal sebagai penghasil makanan dan kuliner khas Pacitan. Menggunakan bahan utama singkong dan nira atau tetes dari pohon kelapa, Putri Gunung membutuhkan kesabaran dalam pembuatannya.

Bu Benti, salah satu pembuat Putri Gunung yang cukup terkenal di Kebonagung mengatakan singkong yang digunakan sebagai bahan baku utama tidak boleh sembarang singkong. Dia menggunakan singkong jenis jinten, yang rasanya gurih dan lembut tidak banyak serat.

Sementara nira yang digunakan juga harus nira asli yang dideres sendiri atau beli dari salah satu saudaranya yang berprofesi sebagai pembuat gula merah seharga Rp35.000 setiap tiap 10 liternya. "Nira yang dideres harus benar-benar dijaga kebersihannya. Kalau terkena kotoran apa saja walau sedikit, hasil Putri Gunung akan masam," kata Benti kepada Halopacitan Selasa (09/04/2019).

Putri Gunung Benti (Halopacitan/Tomi Herlambang)

Benti yang beralamat di RT 02 RW 01 Dusun Krajan, Desa Gawang menjelaskan proses pembuatan Putri Gunung sebenarnya tidak sulit, hanya waktunya yang lama. Singkong yang telah dikupas cukup direbus bersama nira dan ditambahkan daun pandan sebagai penyedap untuk kemudian direbus selama 12 jam. "Kalau saya direbus hanya dengan nira saja. Tidak ditambah air maupun gula," jelasnya.

Untuk mendapatkan rebusan yang baik ia masih menggunakan perapian tradisional dengan bahan bakar kayu. " Lebih irit, dan entah kenapa ternyata berpengaruh di hasil dan rasa. Namun susahnya menjaga api tetap merata", sambung Benti. Selain direbus juga ada Putri Gunung goreng yang rasanya terasa lebih gurih.

Dalam memproduksi Putri Gunung, wanita yang baru saja melahirkan itu setiap hari dibantu Suryono sang suami. Dan usaha yang telah ditekuni selama lima tahun itu dalam sehari mampu memproduksi 300 bungkus yang dijual dengan harga Rp3.000 untuk yang rebus dan Rp3.500 untuk Putri Gunung goreng, yang kemudian diantar sang suami untuk dititipkan di toko makanan dan warung makan di sekitar kota Pacitan dan Kebonagung.

Selain itu sering juga ia menerima pesanan untuk acara-acara tertentu. "Ini sedang membuatkan pesanan dari pabrik Sampurna untuk acara besok", ucapnya.

Bagikan

RELATED NEWS