Sop Buntut Mbak Ning, Rasanya Maknyus

AZ - Senin, 29 April 2019 20:51 WIB
Sop buntut Mbak Ning undefined

Halopacitan, Ngadirojo—Daging lembut dan kuah mantap kaya bumbu langsung terasa di lidah saat menikmati menu utama di warung makan sop buntut Mbak Ning yang berada di kios terminal Lorok, Ngadirojo. Bumbu rempah yang digunakan terasa meresap ke dalam daging ekor sapinya.

Ely Kusumaningsih, nama asli pemilik warung makan itu mengaku berjualan warung makan sejak 22 tahun lalu. Pertama kali buka warung makan, ia menyajikan menu masakan lokal biasa. Namun seiring berjalannya waktu dan ekonomi yang mulai tumbuh, semakin banyak warga yang turut membuka warung makan disekitar sehingga pelanggan mulai berkurang.

Menyikapi hal tersebut, warga asli Dusun Dadapan, Desa Ngadirojo itu pada 2007 mencoba memperkenalkan menu baru yaitu sop buntut. Tak dinyana banyak digemari oleh pelanggannya dan lambat laun dan dari mulut ke mulut sop buntut Mbak Ning mulai dikenal tidak hanya di Ngadirojo namun hingga ke Kota Pacitan. "Bahkan banyak pembeli yang dari luar kota, terutama pas hari libur," ucapnya.

Ibu empat putra itu juga mengaku bisa menyekolahkan anak-anaknya dari hasil warung makan, "Yang tiga orang sudah lulus kuliah, yang satu masih SMA di Solo0,” jelas Mbak Ning.

Ia menceritakan bahan baku utama yaitu tulang ekor sapi ia peroleh dari rumah jagal Gagarin yang berada di sebelah utara warung, ia juga menjamin bahan bakunya selalu segar karena baru saja di potong.

“Tidak ada bumbu istimewa, hanya mungkin karena tulang ekor yang saya masak selalu kondisi segar tidak diawetkan sehingga rasanya lebih nikmat," ucapnya.

"Bumbunya juga biasa saja, bumbu pasar. Namun kuah sop buntut saya ini bening, tidak berminyak sehingga saat dinikmati tidak meninggalkan bekas lemak di mulut," jelas Ning.

Warung makan Mbak Ning (Halopacitan/Tomi Herlambang)

Di warung Mbak Ning sebenarnya menu yang disajikan tidak melulu sop buntut, namun ia juga masih setia menyajikan menu lokal biasa seperti rawon, nasi sayur, gudangan, rames dan banyak lagi. Namun yang menjadi ikonnya tetap sop buntut.

Mbak Ning mengaku bahwa dalam satu hari ia bisa menjual 30 hingga 40 porsi sop buntut tergantung hari pasaran di Pasar Lorok. Sedangkan pada saat liburan bisa dipastikan di atas 50 porsi habis terjual.

Dibanderol Rp40.000 / porsi, Ning mengaku laba yang diperolehnya tidak banyak, "Harga segitu laba saya tidak banyak kok. Harga segitu bukan yang termahal di Pacitan lho,” ucapnya seraya tersenyum.

Bagikan

RELATED NEWS