Telaga Sono, ‘Ranu Kumbala’ Tumpuan Warga Kalikuning

AZ - Kamis, 01 November 2018 06:21 WIB
Salah seorang warga memanfaatkan air Telaga Sono untuk mencuci pakaian. undefined

Halopacitan, Tulakan—Seperti namanya, telaga ini terletak di Dusun Sono, Desa Kalikuning, Kecamatan Tulakan. Dari pusat desa, telaga ini berjarak sekitar 3 km dengan jalur naik turun untuk mencapainya.

Sepanjang perjalanan di kanan dan kiri jalan terlihat pemandangan bukit-bukit, juga sayatan lekukan sawah terasering khas pegunungan.

Telaga ini cukup luas. Bahkan jika musim penghujan, bentangan airnya bisa mencapai 1 hektare. Letaknya di kaki perbukitan dan airnya yang jernih kerap mengingatkan orang dengan Ranu Kumbala, sebuah telaga yang bisa ditemui ketika mendaki Gunung Semeru di Jawa Timur.

Namun ketika musim kemarau, air menyusut cukup dratis . Meski demikian, telaga ini tidak pernah kering bahkan dalam kemarau panjang. "Sumber airnya cukup deras. Bahkan hasil penelitian Badan Geologi pada 2010 menunjukkan sumber airnya terhubung dengan Banyu Anget yang berada di Desa Karangrejo Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan," kata Misnadi (45) Kasi Pemerintahan Desa Kalikuning, Rabu. (31/10/2018).

Telaga ini menjadi andalan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air, termasuk untuk pengairan lahan pertanian meski harus dilakukan dengan menggunakan pompa air untuk menyedotnya. Hanya saja, ketika musim kemarau dan debit air menyusut, masyarakat mengutamakan air untuk memenuhi kebutuhan air bersih. ”Desa Kalikuning belum ada hujan, baru sekali gerimis beberapa menit saja kemudian hilang,” kata Misnadi.

Air Telaga Sono menyusut saat musim kemarau (Halopacitan/Eko Prasetyo)

Untuk kebutuhan air minum, warga mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah. "BPBD secara rutin melakukan suplai air bersih menggunakan mobil tangki air berkapasitas 4000 liter yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air minum,” kata Misnadi.

Sementara untuk kebutuhan air bersih lainya, seperti mandi dan cuci pakaian, warga rela berjalan kaki hingga satu kilometer dari rumah mereka, untuk menuju ke telaga.

”Warga sini kalau mandi, cuci baju ya pergi ketelaga, biasanya ramai waktu pagi hari sama sore hari, kebanyakan ibu-ibu biasanya” kata Muhammad Nasib (20) warga Dusun Sono.

Telaga Sono sendiri tidak lepas dari berbagai mitos. Cerita tutur menyebutkan telaga ini dulunya bernama Telaga Bedog yang dibangun oleh para wali di Dusun Bedog yang ada di Desa Kalikuning juga. Namun proses pembuatan yang seharusnya rahasia itu diketahui oleh seorang gadis Bedog yang membuat para Wali akhirnya memindah ke Dusun Sono. Di Bedog sendiri, juga terdapat mata air yang diyakini dulunya adalah tempat di mana Telaga Sono akan dibangun tetapi tidak jadi. Benar atau tidak, tidak ada yang bisa membuktikan meski ada yang tetap meyakininya.

Bagikan

RELATED NEWS