UMK Pacitan Rp1,7 Juta, Masa Gaji Guru Tidak Tetap Cuma Rp200.000?

AZ - Sabtu, 17 November 2018 10:44 WIB
Peserta tes CPNS Pacitan, termasuk para GTT sedang antre untuk registrasi ujian di Wisma Haji Madiun Jumat (16/11/2018) undefined

Halopacitan, Surabaya— Sebelumnya dilaporkan Gubernur Jawa Timur Sukarwo pada Jumat (16/11/2018) telah menetapkan besaran baru UMK 2019 untuk wilayah Jawa Timur. Upah tertinggi yakni Kota Surabaya sebesar Rp3,8 juta.

UMK Pacitan ditetapkan Rp1.763.267,65 atau naik dibandingkan UMK tahun 2018 yang ditetapkan sebesar Rp1.509.816,12. Namun Pacitan masuk dalam sembilan terendah di Jawa Timur bersama Kabupaten Sampang, Situbondo, Pamekasan, Madiun, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, dan Kabupaten Magetan.

Menanggapi kenaikan UMK ini, beberapa GTT Pacitan berharap mereka juga akan mendapat kenaikan upah sesuai standar UMK. Meski tidak menjadi Pegawai Negeri Sipil, jika gaji sesuai UMK mungkin bisa bekerja maksimal, terlebih untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Yang sudah berjuang dan mencoba ikut tes CPNS saja masih banyak yang tidak lolos passing grade. Bagaimana nasib GTT/PTT selanjutnya? Masa selamanya mau jadi guru dengan gaji Rp100.000-Rp200.000? Belum bisa jadi PNS sebenarnya tidak masalah buat saya. Tapi setidaknya sesuai UMK atau mungkin bisa sama dengan buruh pabrik, syukur-syukur ada lemburnya," kata HW, salah satu GTT yang minta namanya disamarkan, Jumat (16/11/2018).

Sementara, ER guru tidak tetap lainnya yang juga meminta namanya disamarkan mengatakan bahwa, seandainya upah bagi GTT tidak diperhatikan oleh pemerintah, bagaimana para guru tersebut bisa bekerja dengan baik dan optimal. Ia juga sangat berharap upah bagi GTT bisa sesuai dengan UMK daerah.

"Lha gurunya saja tidak diperhatikan, bagaimana bisa mereka bekerja secara optimal dan profesional. Mau dibawa ke mana pendidikan di Indonesia ini? Guru honorer ini juga butuh makan, mereka juga punya anak istri. Yang diajar [maksudnya siswa] ada yang jadi dokter, dosen, pejabat, polisi, TNI ataupun lainnya. Dan gurunya tetap saja upahnya Rp200.000, po ra ngenes ngunu kui? Setidaknya upah sesuai UMK mungkin lebih semangat lagi mengajar," ungkapnya seusai ikuti tes CPNS di Wisma Haji Madiun Jumat.

Ari yang mengantarkan istrinya tes CPNS mengatakan, lebih memilih buruh saja dari pada menjadi guru tidak tetap, pasalnya dengan gaji GTT yang jauh di bawah UMK tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Menurutnya gaji GTT yang rendah untuk kebutuhan bensin saja tidak akan cukup, belum lagi untuk kebutuhan lainnya.

"Dulu saya juga GTT di sekolah swasta, cuma sekitar dua tahun dan gaji sebulan Rp60.000 kemudian naik jadi Rp100.000. Sudah lima tahun lebih saya memutuskan untuk kerja lainnya saja, supaya dapur tetap ngebul. Kemungkinan kalau dari dulu gajinya UMK ya mungkin masih bertahan sampai sekarang," katanya.

Bagikan

RELATED NEWS