JAKARTA – Libur Natal dan Tahun Baru atau Nataru selalu dinanti-nanti banyak orang. Hal ini karena banyak orang memanfaatkan liburan tersebut untuk mudik ke kampung halaman, salah satunya Palembang.
Saat Anda berkunjung ke Sumatra Selatan, tepatnya di Palembang, kurang lengkap rasanya jika tak mencicipi kuliner khas kota tersebut. Mulai dari Pempek dan Lenggang, hidangan khas kota Palembang begitu terkenal akan ciri khas bumbunya yang enak dan gurih.
Kira-kira, kuliner khas Palembang ini ada apa saja, ya? Yuk, simak artikel berikut!
Tekwan merupakan hasil akulturasi budaya Palembang dan Tionghoa. Saat itu, orang-orang Tionghoa mendiami dan menetap di Palembang. Mereka memperkenalkan makanan berbahan dasar ikan. Di negara lain, tekwan sekilas mirip dengan kamaboko, namun dari segi tampilan dan bentuk, tekwan cenderung lebih kenyal dan gurih.
Dalam bahasa Palembang, tekwan berasal dari kata Berkotek Samo Kawan yang artinya duduk dan ngobrol bersama teman-teman.
Thekwan merupakan masakan khas palembang yang dibuat dengan mencampurkan daging ikan dan tapioka yang dibentuk bola-bola kecil, dan disajikan dengan kuah udang bercita rasa khas. Tekwan biasanya disajikan dengan bihun, irisan bengkuang, dan jamur, serta ditaburi irisan daun bawang, seledri, dan bawang goreng.
Maksuba merupakan salah satu makanan tradisional khas palembang. Secara tradisional, kue ini disajikan pada acara-acara khusus seperti Idul Fitri atau perayaan pernikahan. Maksuba dianggap sebagai tanda penghormatan terhadap kerabat dan tamu.
Kue ini sekilas mirip Kojo, kue tradisional khas palembang lainnya. Namun Maksuba mengandung susu dan warnanya tidak hijau. Warnanya cenderung kuning dengan garis hitam di tengahnya, dan jika dilihat sekilas kue ini menyerupai kue lapis legit.
Layaknya kue basah pada umumnya, maskuba dibuat dari bahan dasar telur, gula pasir, mentega, vanila, dan tentunya susu kental manis putih.
Keistimewaan maksuba yaitu menggunakan telur bebek. Ini akan membuat kuenya lebih padat dan empuk, serta rasanya lebih nikmat. Dibutuhkan 28-30 butir telur bebek untuk membuat satu loyang maksuba. Namun, saat ini banyak orang yang membuat kue maksua dari telur ayam.
Mie Celor merupakan hidangan mie yang berasal dari kota Palembang. Proses penyajian mie celor melibatkan merebus mi, kemudian dicampur dengan kuah santan dan kaldu udang yang kental serta memiliki cita rasa gurih.
Hidangan ini disajikan dengan tambahan telur rebus, tauge, dan kucai. Mi yang digunakan memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan mi biasa. Dalam setiap porsi mie celor, terdapat 77,3 gram karbohidrat, 8,9 gram protein, 12 miligram air, 365 kkal kalori, dan berbagai kandungan lainnya.
Keistimewaan hidangan ini adalah makanan ini sesuai dengan prinsip halal dalam agama Islam, karena menggunakan bahan-bahan yang halal dan tidak mengandung bahan yang diharamkan dalam agama tersebut.
Pempek atau yang sering disebut empek-empek adalah hidangan dengan rasa ikan yang disajikan bersama kuah khas Palembang yang berwarna hitam atau dikenal sebagai cuko. Hidangan yang telah ada sejak zaman kerajaan ini memiliki beberapa variasi, termasuk pempek kapal selam, lenjer, lenggang, dan sebagainya.
Hidangan ini biasanya terbuat dari daging ikan yang dihaluskan dan dicampur dengan tepung kanji atau tepung sagu, bersama dengan beberapa bahan lain seperti telur, bawang putih yang dihaluskan, penyedap rasa, dan garam.
Kenikmatan rasa hidangan ini terletak pada harmonisasi cita rasa yang seimbang, melibatkan rasa gurih dari ikan dan kombinasi manis asam dari cuko.
Pindang ikan patin sekilas sama dengan pindang ikan bandeng khas Betawi. Perbedaannya terletak pada kuah, di mana pindang patin memiliki kuah yang lebih ringan dibanding pindang Betawi.
Dalam proses penyajiannya, pindang Palembang tidak hanya terbatas pada penggunaan ikan patin, melainkan bisa digantikan oleh jenis ikan lain seperti ikan belida, ikan gabus, ikan baung, atau bahkan udang, asalkan berasal dari sungai.
Kuah pada hidangan pindang ikan patin memiliki rasa asam, pedas, dan manis dengan aroma yang khas dan warna yang mencolok. Hal ini disebabkan oleh kehadiran daun kemangi, irisan tomat hijau, serta potongan nanas dalam kuahnya.
Mirip dengan pempek, lenggang juga terdiri dari campuran tepung terigu dan daging ikan, dan disajikan dengan siraman bumbu cuko.
Walau bahan dasarnya hampir sama, perbedaan mendasar antara lenggang dan pemmpek terletak pada proses pembuatannya. Adonan lenggang diolah dengan kekentalan yang lebih tinggi dibandingkan pempek yang umumnya lebih padat.
Adonan lenggang mencakup kombinasi tepung, daging ikan, dan bumbu penyedap, yang kemudian diaduk hingga mencapai konsistensi yang kental.
Burgo adalah hidangan khas Palembang yang memiliki bentuk mirip dadar gulung dan disajikan dalam potongan kasar. Yang menarik, burgo disuguhkan dengan kuah santan yang kaya akan berbagai bumbu. Umumnya, warga Palembang menikmati burgo sebagai pilihan sarapan.
Celimpungan adalah salah satu warisan kuliner yang berasal dari kota Palembang. Celimpungan biasanya disajikan dengan tekstur kenyal dan lembut, disertai dengan kuah santan yang memiliki aroma ebi.
Celimpungan merupakan hidangan yang terbuat dari sagu dan ikan, mirip dengan pempek. Perbedaan antara empek-empek dan celimpungan terletak pada bentuk dan jenis kuah. Celimpungan memiliki bentuk bulat dengan diameter sekitar 10 cm dan tipis atau pipih. Kuahnya dibuat menggunakan santan dan berbagai campuran bumbu lainnya.
Malbi adalah hidangan khas Sumatera Selatan, yang menggunakan daging sebagai bahan utamanya, sekilas menyerupai semur. Disebut juga sebagai semur daging ala orang Palembang karena memanfaatkan kecap dalam proses memasak.
Biasanya, malbi disajikan dengan nasi minyak, kerupuk, dan sambal nanas pedas. Acar juga sering ditambahkan untuk memberikan sentuhan asam pedas. Hidangan ini umumnya disajikan pada perayaan Idul Fitri dan pernikahan.
Daging sapi khas dan campuran rempah-rempah seperti Asam Jawa digunakan dalam proses penyediaan malbi. Citarasa manisnya menjadi ciri khas di tengah hidangan Palembang yang umumnya dikenal dengan kepedasannya.
Mungkin bagi orang di luar Sumatera Selatan, tidak akan mengira nama Model adalah salah satu kuliner khas Palembang. Model Palembang, hidangan sup kaldu khas Kota Palembang, memiliki kemiripan dengan pempek Palembang.
Model Palembang terdiri dari dua jenis, yaitu Model Ikan dan Model Gendum. Model Ikan dibuat dari daging ikan tenggiri dan sagu, kemudian dibentuk menyerupai pempek dan dipotong kecil-kecil.
Sementara Model Gendum terbuat dari tepung terigu tanpa menggunakan ikan. Perbedaan antara Model Palembang dan Pempek Palembang terletak pada proses pengolahannya, yaitu Model Palembang diisi dengan tahu dan digoreng sebelum disajikan.
Makanan ini menghadirkan cita rasa yang lezat dan gurih. Tak hanya itu, biasanya Model Palembang disuguhkan bersama kuah kaldu udang yang segar, dan disertai dengan bihun yang semakin menambah kesenangan dalam menikmati hidangan ini.
Itu dia beberapa hidangan khas Palembang yang dapat kalian cicipi saat berkunjung ke kota tersebut!
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 30 Dec 2023
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 29 Des 2023