PACITAN–Pacitan memiliki banyak lokasi wisata alam, namun ternyata selain wisata alam yang indah, Pacitan ternyata sering disebut sebagai kota prasejarah dunia.
Berdasarkan data yang dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan, terdapat kurang lebih 261 lokasi situs prasejarah yang tersebar di Pacitan. Baik yang sudah dieksplorasi maupun baru sebatas tahapan survei. Tak hanya itu, Pacitan pun telah diakui memiliki 13 Geosite oleh UNESCO.Pacitan yang masuk dalam geopark gunung sewu, telah dihuni manusia purba dari berbagai generasi, mulai zaman Paleolitikum hingga Neolitikum.
Nah berikut ini adalah 5 situs sejarah yang ada di Pacitan.
Situs ini terletak di Kecamatan Punung, Pacitan. Situs itu merupakan bengkel manusia purba terbesar dari kebudayaan Paleolitik yang dikenal dengan budaya Pacitanian. Penemuan tersebut membuktikan bahwa Pacitan telah dihuni sejak zaman pra-aksara.
Peralatan yang ditemukan merupakan peralatan sederhana pada tingkat peradaban berburu dan meramu atau foodgathering andhunting yang masih sangat sederhana. Peralatan tersebut seperti kapak genggam, kapak perimbas, kapak penetak, mata panah, serut, alat-alat dari tulang, dan lain-lain.
Situs Goa Song Terus yang terletak di Desa Wareng Kecamatan Punung. Di situs ini, ditemukan lebih dari 70.000 artefak sejak penelitian yang dimulai pertama kali pada tahun 1994. Tahun 1999, ditemukan rangka manusia purba yang diperkirakan sudah berusia sekitar 10.000 tahun yang dinamakan Mbah Sayem oleh warga sekitar dan para arkeolog.
Selain itu, penemuan puluhan artefak yang dihasilkan dari proses ekskavasi di goaSong Terus, membuktikan bahwa ras Austromelanesid telah hidup di goa-goa sekitar Gunung Sewu selama lebih dari 5.000 tahun. Situs ini termasuk dalam periodesasi Paleolitik, namun sebagian alat-alat lain tergolong peralatan zaman neolitik.
Tempat yang tak kalah menariknya yaitu Telaga Guyang Warak yang terletak di Desa Kendal, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Nama Guyang Warak berasal dari bahasa Jawa yang mana Guyang berarti mandi, dan warak berarti Badak purba, vertebrata yang kini hampir punah.
Menurut cerita dari warga masyarakat, bentuk telaga ini mirip seperti cekungan yang kemudian terisi air penuh pada beberapa ratusan ribu tahun yang lalu. Diduga, dulu lokasi ini dijadikan tempat mandi hewan seperti badak.
Telaga Guyang Warak ini menyuguhkan pemandangan alam yang indah ditambah hawa sejuk telaga ini menjadi bukti keasrian salah satu situs Geopark yang ada di Kabupaten Pacitan. Telaga Guyang Warak pun masuk kedalam 1 dari 13 Geosite di Kabupaten Pacitan yang sudah diakui UNESCO.
Situs ini terletak di Desa Sooka, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan merupakan situs bengkel beliung terbesar di dunia. Situs tersebut banyak menyimpan batu beliung persegi dan batu rijang dalam jumlah yang besar. Semua artefak ini mewakili alat-alat pada Zaman Neolitik yang berupa kapak perimbas, kapak persegi, kapak corong, kubur persegi, pahat neolitik, serut, ujung anak panah dari batu, kapak genggam, kapak penetak dan alat-alat dari tulang.
Song Agung adalah sebuah goa di Dukuh Klepu, Desa Punung, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. menjelaskan bahwa goa itu memiliki lebar mulut 27 meter, lebar ceruk 7 meter, dan tinggi sekitar 10 meter. Di dalamnya ditemukan lima jenis peralatan, yaitu tatal batu, kereweng, pecahan keramik asing, pecahan tulang. Selain itu juga ada pecahan kerang, fosil tulang hewan, dan sub fosil tulang manusia. Tatal batu diperkirakan sebagai alat serpih dan bilah.