YOGYAKARTA- Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Yogyakarta melalui Tepas Panitikisma selaku penanggungjawab aset-aset Keraton, tengah menggali Alun-alun Utara.
Tanah di Alun-alun Utara telah mulai digali secara bertahap sejak Minggu, 3 April 2022 dan diperkirakan akan selesai dalam empat bulan ke depan pada bulan Juli 2022. Alun-Alun Utara bisa dikatakan sebagai halaman depan Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningirat.
Wakil Penghageng II Tepas Panitikisma Keraton Yogyakarta, KRT Suryo Satriyanto menjelaskan bahwa aktivitas tersebut dilakukan untuk memperbaiki kondisi tanah di Alun-alun Utara.
“Selama ini, terdapat banyak aktivitas yang menyebabkan kondisi alun-alun kurang ideal. Material asli penyusun alun-alun yakni pasir, telah tercampur dengan banyak material lain karena kegiatan yang dilaksanakan di Alun-alun Utara sering tidak inline dengan kelestarian alun-alun ditambah lagi sistem drainase kurang memadai,” jelasnya.
Sejak pemuliaan dilakukan, terdapat tumpukan benda-benda yang tidak seharusnya berada di alun-alun seperti timbunan sampah, spanduk, hingga pondasi beton untuk kegiatan temporer yang pernah digelar di alun-alun. “Oleh karenanya, mengembalikan tanah alun-alun utara ke material aslinya yakni pasir, sangat penting untuk menjaga kemuliaan serta kelestarian alun-alun sebagaimana mestinya,” tambahnya.
Adapun pasir yang akan digunakan untuk mengganti tersebut merupakan pasir yang berasal dari tanah Kasultanan dan telah melalui proses pemilihan dan pertimbangan tim di internal Kasultanan.
“Sebelum melakukan proses penggalian, kami juga sudah melakukan rapat koordinasi dengan berbagai instansi serta dinas terkait maupun masyarakat di sekitar lokasi pengambilan pasir,” imbuh Kanjeng Suryo.
Lebih lanjut, Kanjeng Suryo menjelaskan, pasir yang telah dipilih tersebut menggantikan material yang saat ini berada di Alun-alun Utara. “Prosesnya dilakukan bergantian, kami menukar material yang ada di Alun-alun dengan pasir yang telah kami pilih. Selanjutnya, material dari Alun-alun Utara tersebut kami gunakan untuk menutup bekas galian pasir di wilayah pengambilan pasir.”
Proses pemuliaan ini juga merupakan langkah keraton dalam merawat aset-aset Kagungan Dalem sekaligus sebagai bentuk dukungan dalam mewujudkan Jogja sebagai Kota Warisan Dunia.
Termasuk sebagai salah satu pengejawantahan konsep menjaga dan memperindah keindahan dunia, Memayu Hayuning Bawono. (Anz)
Tulisan ini telah tayang di jogjaaja.com oleh Ties pada 18 Apr 2022