Drs. Daryono, MM
Halo Pendidikan

Banyak Bantuan Pendidikan, Tak Ada Alasan Anak Putus Sekolah

  • Pemerintah Kabupaten Pacitan memiliki berbagai progam bantuan bagi siswa miskin hingga tidak ada alasan ada anak yang putus sekolah karena alasan biaya.

Halo Pendidikan
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Pacitan—Kepala Dinas Pendidikan Pacitan Drs. Daryono, MM, mengatakan, program pemerintah daerah tersebut berupa bantuan kembali ke sekolah dan biaya pendidikan bagi anak miskin, yang diperuntukkan bagi anak-anak putus sekolah dan anak miskin yang tidak tercover Progam Indonesia Pintar (PIP).

"Intinya, anak sekolah itu kalau tidak mampu akan dibantu, jadi tidak ada istilah anak tidak sekolah dengan alasan biaya. Kalau ada yang bilang keberatan dengan biaya sekolah, itu harus diteliti dulu, keberatan yang bagaimana ? Apa transport atau lainnya, kalau transport di luar itu, karena sekolah yang tidak ada jalur bus sekolahnya itu ada tiga, Bandar, Tegalombo dan Sudimoro," ujarnya, Rabu (02/01/2018).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan, terkait anak yang putus sekolah di Pacitan pada 2018 tercatat ada enam anak terdiri dari lima siswa SMA sederajat dan satu SKB  yang sudah dimasukkan ke sekolah. Masing -masing anak diberi bantuan kembali ke sekolah sebesar Rp1 juta.

"Kalau pendaftarannya gratis tidak ada pungutan sama sekali, dan setelah terdaftar di sekolah kalau mereka belum tercover progam PIP maka akan dicover dengan progam daerah yang diterimakan setahun sekali dan angkanya sama dengan PIP," jelas Daryono.

Dalam hal ini, pihaknya juga telah melakukan penjaringan yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari RT, desa, kecamatan hingga pengawas, untuk dapatnya bergerak mencari anak-anak yang tidak mau sekolah dan akan di sekolahkan.

"Jika ada anggapan bahwa pemerintah daerah membiarkan anak putus sekolah, itu tidak benar. Karena kita akan selalu cari anak yang putus sekolah tersebut agar benar-benar sekolah.  Yang sulit itu kalau anaknya yang tidak mau sekolah, tapi itu tetap menjadi tugas kita untuk mendorong mereka agar mau sekolah," ungkapnya.

Sementara itu data anak miskin yang mendapat bantuan tercatat sejumlah 747 anak, dengan rincian SD/MI 250 anak masing-masing mendapat Rp450.000, SMP sederajat ada 190 anak masing-masing Rp750.000 dan SMA sederajat ada 307 anak masing-masing Rp1 juta.

"Bagi anak yang berprestasi, yang lulus di perguruan tinggi itu juga mendapat penghargaan, tepatnya berapa kurang tahu persisnya, sekitar Rp300 jutaan [total], tetapi kalau anak-anak berprestasi sebagai juara kelas, per anak mendapat Rp100.000-Rp200.000," katanya.

Adapun rinciannya, bagi anak-anak yang mendapat predikat juara kelas, untuk jenjang SD sebanyak 2.625 anak, MI 650 anak, masing-masing anak mendapat Rp100.000. Sedangkan jenjang SMP sebanyak 710 anak, MTs 300 anak masing-masing anak mendapat Rp200.000. Total penerima sebanyak 4.285 anak dan total anggaran Rp529 juta.