Sahid
Halo Berita

Biar Berkaki Satu, Sahid Jago Panjat Pohon Kelapa

  • Terlahir dengan keterbatasan fisik tidak membuat Sahid menyerah begitu saja. Baginya, tidak ada kata mengeluh dan semua harus dijalani dengan penuh ikhlas dan semangat.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Arjosari—Pria berusia 40 tahun warga RT 04, RW 04 Dusun Jati, Desa Kedungbendo, Kecamatan Arjosari tersebut lahir dengan satu kaki kiri saja.  Hal ini membuat dia harus menggunakan tongkat bambu untuk berjalan.

"Kalau pakai krug tidak bisa, karena medannya perbukitan, mungkin kalau daerah datar bisa. Dulu pernah mau dikasih krug, karena orangnya sudah meninggal tidak ada yang memakai dan mau dikasihkan saya, tapi saya tidak mau karena tidak bisa di pakai di sini," ujar Sahid, saat ditemui Halopacitan di sela-sela mengantar anaknya sekolah di SDN Borang II, Senin (19/11/2018).

Dengan kondisi fisik Sahid tersebut, Sahid memiliki banyak kelebihan. Selain pandai dalam menukang kayu, dia juga handal dalam hal memanjat, terutama memanjat pohon kelapa.

"Itu kelebihan Sahid, walaupun cacat ia juga jago memanjat pohon kelapa, padahal orang yang normal belum tentu berani dan bisa. Ia juga pandai menukang kayu," kata Suparno, salah satu tetangga Sahid.

Sahid mengakui memanjat hal yang biasa dilakukannya, dan menurutnya bukan hal istimewa. "Kalau memanjat ya sudah biasa, bukan istimewa, tapi alhamdulillah dikasih kelebihan sama Allah," kata Sahid.

Keseharian Sahid bekerja sebagai petani dan tukang kayu.  Setiap hari dia mengantar dan juga menunggu dua anaknya yang sekolah di SDN Borang II Kecamatan Arjosari yang berjarak sekitar 2 km dari rumahnya.

"Setiap hari antar anak, juga nunggu, kadang kalau pas saya ada kesibukan, Ibunya yang mengantar. Kalau dari rumah jaraknya kurang lebih 2-2,5 kilometer sampai sekolah ini," katanya.

Demi putra putrinya mengenyam pendidikan, tanpa sedikitpun ia mengeluh dengan keterbatasan fisik yang dimiliki, meski harus setiap hari mengantar kedua anaknya ke sekolah. Hal tersebut dilakukan lantaran sudah menjadi kewajiban sebagai orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya.

"Kita berusaha agar anak-anak tahu pendidikan dan bersekolah. Harapannya kelak menjadi anak yang pandai, berbakti dan berbudi pekerti baik," ungkap suami Suratmi tersebut.

Ditanya apakah pernah mendapat santunan dari pemerintah, Sahid mengaku belum pernah sama sekali. Menurutnya yang sering mendapat santunan ataupun bantuan dari pemerintah hanya orang-orang yang menurutnya lebih mampu dari segi ekonomi ketimbang Sahid.

"Santunan belum pernah, tetapi yang sering dapat itu malah yang ekonominya lebih baik dari pada saya, bahkan kerja masih kuat, normal, itu malah dapat bantuan bukan yang cacat," ungkap Sahid dan berharap ada perhatian dari pemerintah kepada penyandang cacat.