PACITAN - Media sosial telah menjadi salah satu cara untuk menjual. Dan TikTok bisa menjadi pilihannya.
Aplikasi video pendek tersebut juga memberikan tips untuk para UMKM agar meraih untung besar dari jualan online. Dengan ini tujuan digitalisasi UMKM bisa beriringan dengan tujuan pemerintah Indonesia.
Head of SMB TikTok Indonesia, Pandu Nitiseputro mengaku kalau penjualan di platform video pendek sedikit berbeda dengan jualan offline. Pasalnya, media sosial justru lebih banyak digunakan orang untuk mencari hiburan, bukan membeli barang.
"Kalau di TikTok itu content first, commerce later. Jadi konten itu yang utama. Nah jualannya disisipin tipis dalam kontennya," kata Pandu dalam keterangan resmi dikutip Sabtu, 13 Agustus 2022.
Hal ini turut dirasakan oleh Regi selaku Owner akun TikTok Oktaviana Tas Grosir. Ia menilai kalau penjualan yang diselipkan di konten video pendek lebih populer dan membuatnya banyak mendapatkan keuntungan.
"Awal-awal kami membuat konten, hasil penjualannya itu sangat banyak sekali. Akhirnya konten itu populer dan jadi banyak penjualan," katanya.
Owner akun TikTok Bio Herbal, Arbert pun mengatakan hal serupa. Ia mengatakan kalau konten jadi salah satu kunci UMKM untuk meraih keuntungan saat berjualan di TikTok.
"Jadi kita bikin edukasi dulu lewat konten, bangunnya dengan emosi. Karena orang-orang TikTok kan mencari hiburan, bukan membeli barang," katanya.
Ia turut bercerita kalau berjualan di TikTok hanya menggunakan perangkat seadanya. Namun tetap konten harus menjadi prioritas.
"Kami ini jualan dengan alat seadanya. Tidak perlu device canggih, tidak perlu teknologi tinggi untuk konten bagus, yang penting isinya," ungkap dia.
Dalam rangka menggencarkan digitalisasi UMKM di Indonesia, TikTok memperkenalkan program yang disebut #MajuBarengTikTok.
Program ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk membawa 30 juta pelaku UMKM ke platform lokapasar pada tahun 2023 mendatang. (*)
Tulisan ini telah tayang di kabarsiger.com oleh Yunike Purnama pada 13 Aug 2022