
Dulu Begitu Ramai, Kini Pasar Tangkluk Tak Lagi Ada Yang Menjenguk
Sekitar tiga tahun lalu Pasar Tangkluk begitu ramai. Setiap hari ribuan orang datang ke tempat tersebut, tetapi kini pasar yang berada di Desa Sukodono, Kecamatan Donorojo tersebut seperti hidup enggan mati tak mau. Nyaris tak ada yang mau lagi menjenguk.
Halo Berita
Halopacitan, Donorojo—Dulunya pasar ini menjadi tempat favorit bagi para pemburu batu akik, tetapi setelah booming aki berlalu, pasar ini pun ditinggalkan.
Hampir semua kios yang ada di sekitar pasar tutup. Nyaris tidak ada aktivitas. Bagian dalam pasar lebih menyedihkan lagi. Tempat berjualan dibiarkan terbengkalai dengan lantai tanah yang becek.
Pasar Tangkluk sudah kehilangan pamornya. Tidak ada lagi ribuan orang yang berburu batu akik, penjual-pun tinggal beberapa dan mereka rata-rata hanya mengandalkan pesanan dari pedagang dari luar daerah dan beberapa kolektor baik dari dalam maupun luar Pacitan.
Bagian dalam pasar (Halopacitan/Tomi Herlambang)
Parimin, seorang pedagang mengatakan Pasar Tangkluk sekarang lebih banyak digunakan untuk menjual kebutuhan sehari-hari mulai dari sayuran, sembako. Ada bebearpa beberapa pedagang batu mulia yang ada, tetapi sedikit yang berjualan batu akik.
"Pedagang akik paling beberapa, lagi pula siapa sekarang yang masih suka akik? katanya kepada Halopacitan Senin (04/02/2019) sambil mengelus-elus sebuah cincin akik jenis Calcidony yang digunakakn di jari tengahnya.
Demikian pula yang disampaikan oleh Heri dan Santosa perajin akik yang juga memiliki kios di sekitar pasar. "Biasanya menunggu pesanan dari pedagang luar kota, untuk aksesori baik perhiasan maupun pakaian. Ada juga yang masih diperjualbelikan langsung, tetapi terbatas kolektor itupun barangnya harus benar-benar spesial seperti jenis combong, Red Baron atau motif,” kata Heri.
Para perajin pun tidak berani memproduksi barang dalam jumlah banyak. "Tidak banyak, paling sehari saya buat tidak lebih dari tiga sampai lima biji,” tambah Santoso.
Padahal ketika akik sedang tren dalam sehari bisa membuat 20 sampai 25 biji. “Sekarang lebih baik cari aktivitas lain yang lebih menghasilkan,” tambahnya.
