Halopacitan, Pacitan—Pada 2018 ini, Festival Rontek digelar 30 Agustus hingga 1 September 2018. Sebanyak 36 peserta dari 25 desa/kelurahan di Pacitan, turut ambil bagian pada festival yang dimulai dari Jalan A Yani atau depan SMPN 1 Pacitan dan menuju ke arah timur Jl Jendral Sudirman atau depan Gedung Plut.
Rontek menjadi salah satu tradisi budaya yang melekat bagi masyarakat Pacitan. Sebuah tradisi yang identik dengan kegiatan gugah sahur tersebut merupakan salah satu budaya lokal yang dimiliki Pacitan. Festival ini pertama kali digelar pada 2011.
Alat musik utama yang digunakan dalam festival tersebut adalah kentongan bambu yang dipadukan dengan berbagai alat musik seperti gamelan untuk mengiringi lagu-lagu terutama langgam jawa, serta tari-tarian. Tentu saja, para peserta menggunakan kostum yang atraktif dan menarik.
(Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)
Kreativitas seperti pada karnaval pun juga ditampilkan peserta, seperti membuat tiruan kereta kencana yang diisi pesinden, musik gamelan dan sebagainya. Musik bahkan dikombinasikan dengan saxophone, bass drum, dan pianika.
Masing-masing peserta sebelum menempuh rute perjlanan akan beradu skill dan kemampuan di depan rombongan bupati dan juri. Bahkan sepanjang perjalanan sekitar satu kilometer, para peserta tidak berhenti memainkan musik, menyanyi ataupun menari.
Hanya saja, untuk bisa menjadi yang terbaik, ada beberapa kriteria khusus yang harus dipenuhi peserta pada festival rontek tersebut, terutama, aransemen, kreativitas, kostum dan kekompakan. Ribuan warga yang menyaksikan rela berdesak-desakkan untuk melihat secara dekat tontontan setahun sekali tersebut.
(istimwea/Humas Kabupaten Pacitan)
"Memang malam pertama kemarin nonton di televisi, tapi kurang seru, dan dua malam ini ajak anak istri nonton langsung biar puas," kata Suyanto warga Punung Sabtu, (01/08/2018)
Senada, Rudi warga dari Tulakan yang juga datang berasama keluarga juga mengaku ingin melihat langsung dari dekat, serta memberikan semangat kepada peserta dari Tulakan.
"Ingin mensuport dari dekat saja, karena ada keponakan yang ikut tampil dari Kecamatan Tulakan, kebetulan anak-anak juga lagi libur sekalian diajak," ujarnya. (Sigit Dedy Wijaya).