Suprapti dengan berbagai mainan buatan suaminya
Halo Berita

Gara-Gara Cucu Minta Mainan, Suami Istri Ini Berhasil Jual 400 “Truk”

  • Tidak pernah disangka, kejadian kecil yang terjadi beberapa tahun lalu telah membuka jalan bagi pasangan suami istri ini untuk mendapatkan penghasilan tambahan yang cukup besar.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

 

Halopacitan, Pacitan— H. Mujiono dan istrinya Suprapti yang tinggal di RT 05/RW 07, Dusun Gawang, Desa Ketro, Kecamatan Kebonagung, Pacitan ini sejak 1,5 tahun terakhir membuat miniatur berbahan kayu dan triplek. Ternyata hasil pekerjaannya itu diminati banyak orang.

Suprapti menceritakan tidak pernah membayangkan memiliki usaha ini. Semua berawal dari kejadian kecil ketika berkunjung ke rumah family di Pasuruhan. Saat itu cucunya minta dibelikan mainan mobil-mobilan jenis truk dari triplek dan kayu. Setelah ditanya sama penjualnya itu harganya sekitar Rp150.000, sempat ditawar akan tetapi malah ditinggal masuk ke dalam toko sama pemiliknya.

"Akhirnya mainannya itu saya foto, sampai rumah bapaknya [suaminya] yang bikin. Awalnya buat ya sulit, bahkan sampai satu bulan sampai mendapatkan hasil bagus, setelah jadi akhirnya ada yang pesan, kemudian buat lagi tujuh itu langsung habis, buat 10 juga habis, lama kelamaan dikembangkan dengan jenis lainnya sampai sekarang," terangnya saat ditemui Halopacitan, Rabu (27/02/2019).

Hingga saat ini, terdapat ada 50 jenis lebih mainan anak-anak maupun miniatur yang telah dibuat, seperti truk kayu, gantungan kunci, berbagai jenis baling-baling untuk ditempatkan di sawah, bangunan warna, huruf hijaiyah, layang-layang hingga peralatan hitung maupun merangkai bangunan untuk anak-anak PAUD maupun anak Taman Kanak-kanak (TK).

Harga dari berbagai jenis mainan maupun miniatur pun bervareasi, mulai ribuan hingga ratusan ribu. Sebuauh miniature truk misalnya, untuk ukuran kecil dibandrol dengan harga Rp50.000, yang ukuran sedang Rp100.000, dan yang besar Rp150.000. Kemudian miniatur kecil Rp3.000-Rp6.000 per satuannya.

"Yang paling laku ya truk ini, mulai buat sekitar 1,5 tahun lalu sampai sekarang sudah 400 unit lebih yang terjual. Kalau miniatur, kerangka bangunan ini pesanan guru TK, harga ya variatif tergantung besar kecil dan jenisnya," ujarnya di sela-sela pengecatan miniatur.

Miniatur truk buatan Mujiono (Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)

Sampai saat ini, Suprapti masih menjadikan usaha ini sebagai sampingan dengan pekerjaan utama membuka pengobatan tradisional tetap dijalankan.

"Sebenarnya dari awal tidak ada niat buka usaha ini, tetapi gara-cucu minta mainan dan kami juga suka dunia anak-anak akhirnya ya untuk isi waktu luang saja. Dan kalau modal tidak pernah saya perhitungkan dari awal, cuma hasil penjualan ya untuk modal lagi beli bahan, triplek, cat dan lainnya, sisanya untuk tambah-tambah beli bumbu dapur," ungkapnya.

Memiliki tempat yang strategis, karena letak rumahnya berada di sisi sebelah utara jalan nasional Pacitan-Lorok wilayah tengah, menjadikan pemasaran cukup terbantu. "Setiap hari ada, baik orang yang mau berobat maupun beli mainan," katanya.

Perempuan 53 tahun ini mengatakan, pernah mengajari anak-anak muda untuk belajar membuat berbagai jenis mainan tersebut, agar nantinya bisa buat sendiri dan bisa dikembangkan untuk mendapatkan penghasilan, akan tetapi hanya satu anak yang masih bertahan sampai sekarang.

"Memang butuh telaten, niat saya ya ayo bareng-bareng, kita jual bareng  dari pada nganggur, tetapi kurang diminati anak muda. Ada satu anak yang sudah bisa dan bantu di sini, diajari sama bapaknya, mulai potong, memasah, pembentukan, tapi cuma setiap pasaran kliwon saja. Kalau saya bagian pengecatan saja," bebernya.

Suprapti menambahkan, karena cintanya dengan dunia anak-anak, ia pun memberikan edukasi kepada anak-anak ketika hendak membeli mainan, baik untuk bermain maupun mainan untuk belajar. Mengingat, mainan tersebut bukan kebutuhan primer atau pokok, tetapi kebutuhan sekunder, terlebih ekonomi saat ini juga diakuinya masih sulit.

"Kadang anak itu kalau ke sini mau beli saya ajari. 'Le kalau mau beli, uang sakunya ditabung dulu tidak bakal hilang mainannya, coba belajar nabung jangan langsung minta bapak-ibu untuk dibelikan mainan' itu anak-anak ya banyak yang nabung untuk beli mainan,  awalnya ya tanya harga, seminggu dua minggu balik ke sini beli. Saya ajari begitu agar kelak anak-anak itu kalau ingin meraih sesuatu melalui proses bukan instan," katanya.