Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa Goes di Pacitan Wanti-wanti, Libur Panjang jangan sampai terjadi kluster baru
Halo Berita

Gubernur Jatim: Libur Panjang, Jangan Sampai Jadi Sumber Klaster Baru

  • Mulai besok, Rabu (28/10/2020) hingga Jumat (30/10/2020) Pemerintah menetapkan cuti bersama. Berkaitan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 29 Oktober 2020. Diperkirakan, suasana libur cuti bersama tersebut berlanjut hingga 31 Oktober dan 1 November 2020 yang jatuh pada Sabtu dan Minggu.

Halo Berita
SP

SP

Author

Mulai besok, Rabu (28/10/2020) hingga Jumat (30/10/2020) Pemerintah menetapkan cuti bersama. Berkaitan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 29 Oktober 2020. Diperkirakan, suasana libur cuti bersama tersebut berlanjut hingga 31 Oktober dan 1 November 2020 yang jatuh pada Sabtu dan Minggu.

 

Gubernur Khofifah mengatakan, agar warga harus menyadari bahwa saat ini masih dalam suasana keprihatinan karena pandemi COVID-19. Belajar dari pengalaman sebelumnya, libur panjang selalu berbuah lonjakan kasus, lantaran masih adanya  perilaku warga yang mengabaikan protokol kesehatan saat bepergian ke tempat wisata memanfaatkan liburan.

 

“ Berwisata silahkan, tetapi saat pandemi covid belum berhenti penyebarannya, maka sementara yang berwisata silahkan di tempat terbuka, yang lansia dan ada penyakit bawaan  atau komorbid tolong sementara tetap di rumah saja. Saat ini berkat  kepatuhan masyarakat , Provinsi Jatim sudah makin melandai kasus covid-19. Jangan sampai usai liburan, angka positivity rate Jatim kembali melonjak. Tetap waspada dengan menerapkan ketat protokol kesehatan. Pandemi belum usai,” ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, seperti dilansir dari humas pemprov Jatim.

 

Khofifah mengungkapkan, Pemprov Jatim telah berkoordinasi dan meminta seluruh pengelola wisata , perhotelan dan restoran di Jatim untuk memperketat protokol kesehatan. Libur panjang dan cuti bersama akhir Oktober ini, kata dia, sangat rentan atau potensi kesalahan protokol kesehatan.

 

Masyarakat juga harus mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor menjelang puncak musim hujan, mulai November 2020 hingga Maret 2021. Sedikitnya, terdapat 22 kabupaten/kota yang berstatus rawan bencana hidrometeorologi.

 

Dari 22 daerah itu, daerah rawan banjir umumnya didominasi oleh luapan sungai di sekitarnya. Seperti sungai Bengawan Solo yang luapannya bisa membanjiri wilayah Bojonegoro, Magetan, Madiun, Lamongan, Gresik, Ngawi, dan Tuban.

 

Kemudian potensi banjir akibat luapan sungai Berantas yakni Malang Raya, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Probolinggo, Surabaya, Bondowoso, Lumajang, Banyuwangi, dan Jember. Sedangkan di Pasuruan, banjir berpotensi diakibatkan oleh luapan sungai Welang.

 

Demikian juga di Madura, beberapa daerah biasa terdampak luapan Sungai Kemuning.  Bencana hidrometeorologi yang lain adalah longsor, yakni harus diwaspadai  wilayah Jombang, Ponorogo, Kediri, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Batu, dan Pacitan. Daerah tersebut terdapat pegunungan dan bukit yang berpotensi  longsor saat musim hujan.