Ilustrasi: Obat
Halo Berita

Guru Besar UI Prof. Zubairi Djoerban: Oseltamivir Bukan Obat Covid-19

  • Obat Oseltamivir beberapa waktu lalu sempat mnjadi viral karena disebut sebagai obat untuk terapi COVID-19. Namun, menurut Guru Besar Universitas Indonesia
Halo Berita
Rahmat Deny

Rahmat Deny

Author

Obat Oseltamivir beberapa waktu lalu sempat menjadi viral karena disebut sebagai obat untuk terapi COVID-19. Namun, menurut Guru Besar Universitas Indonesia Profesor Zubairi Djoerban, telah menjelaskan bahwa obat tersebut tidak lagi menjadi standar perawatan bagi pasien COVID-19,  hal ini berdasarkan penjelasan WHO, Oseltamivir merupakan obat antivirus yang digunakan untuk terapi infeksi influenza dalam tubuh.

 

 “Bukan untuk Covid-19. Jadi jelas, prinsipnya, Oseltamivir itu bukan obat Covid-19. Sedangkan Azithromycin adalah obat antibiotik yang mengatasi bakteri. Kalau Covid-19 kan penyebabnya virus,” tulis Profesor Zubairi Djoerban seperti dilansir dari Trenasia.com Sabtu (24/7/2021)

 

Seperti yang dilansir dari laman WebMD, Oseltamivir digunakan untuk mengurangi gejala seperti hidung tersumbat, batuk, sakit tenggorokan, demam, pegal-pegal, dan kelelahan serta untuk mempersingkat waktu pemulihan menjadi 1-2 hari.

 

Obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah flu jika Anda memiliki riwayat terkena seseorang yang sudah terkena flu (seperti anggota rumah tangga yang sakit) atau jika ada wabah flu di masyarakat. 

 

Akan tetapi, lebih bijak untuk berbicara dengan dokter Anda terlebih dahulu untuk lebih jelasnya.

Obat ini juga bekerja dengan menghentikan pertumbuhan virus flu, tetapi bukan pengganti vaksin flu.

 

Efek Samping Oseltamivir

Saat mengonsumsi obat Oseltamivir, maka akan timbul efek samping seperti mual dan muntah. Jika salah satu dari efek samping ini tidak kunjung reda atau bahkan memburuk, segera konsultasikan kepada dokter.

 

Reaksi alergi yang sangat serius terhadap obat ini jarang terjadi. Namun, segera dapatkan bantuan medis jika Anda melihat atau mengalami gejala reaksi alergi yang serius seperti ruam, gatal atau bengkak (terutama pada wajah, lidah, tenggorokan), pusing parah, dan kesulitan bernapas.