Guru penggerak diharapkan ada dalam jiwa-jiwa setiap pendidik di Indonesia. Guru penggerak adalah agen perubahan. Program guru penggerak yang diinisiasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dianggap dapat menjadi solusi dan berkontribusi dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Aktivis pendidikan dan Sekretaris Jenderal Ikatan Guru TIK PGRI, Wijaya Kusumah menilai program yang dibesut Kemendikbud ini bagus.
“Program ini menjadi salah satu solusi karena guru dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada teman-teman sesama guru lainnya di wilayahnya. Bahkan, guru-guru di sekolah perkotaan dapat membagikan pengalaman sehingga transformasinya berjalan dengan cepat,” ujar lelaki yang akrab disapa Om Jay itu ketika dihubungi melalui telepon, Rabu, 23 September 2020, seperti dilansir dari TrenAsia.com.
“Guru penggerak berarti mau berbagi tanpa harus diminta. Apa yang bisa kita lakukan, ya lakukan saja seperti belajar menulis dan berbagi melalui WhatsApp, Zoom, atau aplikasi apa pun. Yang penting tidak merugi,” ujarnya.
Ia juga mengatakan perkembangan teknologi yang semakin pesat menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi para guru untuk mengakselerasi transformasi pendidikan Indonesia. Sekarang ini banyak media yang bisa dimanfaatkan.
Era digital ini sebenarnya juga memberikan efek kemudahan. Dulu dapat berbagi mesti datang ke lokasi, sekarang guru dapat berbagi dari rumahnya masing-masing lewat online baik secara langsung maupun tidak langsung. Kalau langsung dapat melalui telepon atau WhatsApp. Secara tidak langsung bisa melalui Youtube, blog, atau cara virtual lainnya.
“Sekarang tergantung guru mau memanfaatkan (teknologi) atau tidak. Inilah yang mesti didorong yakni mampu memanfaatkan teknologi,” jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Iwan Syahril mengatakan guru penggerak berarti fokus pada kualitas para pengajar di bidang kepemimpinan.
“Ada tiga harapan kami untuk guru penggerak yakni mendorong tumbuh kembang murid secara holistik agar memiliki profil Pelajar Pancasila, menjadi pelatih/mentor bagi guru lain untuk pembelajaran yang berpusat pada murid atau student centered learning, serta menjadi teladan dan agen transformasi bagi ekosistem pendidikan,” ujar Iwan.
Ke depannya, Om Jay berharap program guru penggerak dapat tetap berjalan sehingga kemampuan guru tetap terasah dan menjadi guru yang luar biasa.
“Mau dibayar atau tidak, guru mesti selalu bergerak. Guru seperti kasih ibu yang tidak berharap kembali dan seperti matahari yang menyinari dunia. Semangat, guru-guru Indonesia!” katanya menutup.