PACITAN-Peringatan hari ibu ke-93, tepatnya 22 Desember tahun 2021 diwarnai dengan peringatan sederhana. Pada kesempatan tersebut Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan Evi Suraningsih mengapresiasi perempuan-perempuan Pacitan yang tiada kenal lelah menjadi ibu-ibu hebat sesuai dengan pasion masing-masing.
Menurut isteri Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji tersebut, Ibu adalah tokoh utama dalam keluarga. Ibu bisa menjadi kepala keluarga, pendidik, psikolog bagi anak dan suami, bisa sebagai perawat keluarga, bisa menjadi seorang koki hebat, bisa menjadi pelindung keluarga terutama di tengah COVID-19, dan ibu juga bisa menjadi panutan dalam keluarga. Karena itulah Ibu adalah tokoh utama dalam keluarga.
“Saya apresiasi betul perjuangan ibu ibu di Pacitan dalam upaya memutus mata rantai penularan COVID-19, luar biasa peran ibu tanpa bosan dan tanpa lelah memahamkan pentingnya prokes dalam keluarga,” kata Evi.
Lebih lanjut sitri Bupati Pacitan tersebut menyampaikan bahwa kondisi perempuan di Pacitan masih membutuhkan perhatian lebih. Pasalnya masih banyak perempuan di Pacitan yang mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan terpaksa menyandang status janda. Dalam hal tersebut PKK tidak mengabaikan hal itu, pendampingan sebagai upaya menyadarkan perempuan korban kekerasan terus dilakukan.
“Semampu kita akan memberikan pendampingan. Kalau saya sebagai ketua PKK dan kepanjangan tangan dari dinas terkait sangat sangat prihatin melihat perempuan dalam hal ini isteri atau ibu yang masih mendapatkan kekerasan dalam rumah tangganya. Kita tidak mengabaikan kasus tersebut, pendampingan terus ada”, tegasnya.
Momentum hari Ibu tahun ini mengingatkan dirinya akan perjuangan sang ibu dalam melahirkan dan mendidik anak. Rasa sakit yang dirasakan ibu saat melahirkan terobati ketika buah hati lahir ke dunia dengan selamat.
“Sakitnya melahirkan itu hampir sama saat 20 tulang patah secara bersamaan. Sementara tubuh manusia hanya bisa menanggung sakitnya.”
Dengan demikian tidak pantas, jika sosok perempuan atau ibu dalam sebuah keluarga masih mendapatkan perlakuan yang tidak baik terlebih sampai menyakiti fisik ataupun hati.
“Sebagai perempuan harus berdikari, bisa berdiri dengan kaki sendiri, dengan demikian perempuan tidak selalu 'njagakne’laki laki,” tuturnya
Pada kesempatan tersebut juga hadir Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji. Dikatakannya, “ Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat sudah sangat memberikan ruang yang sangat sangat cukup untuk perempuan. Maka dari itu sekarang khusus perempuan di Pacitan yang mempunyai semangat untuk maju jangan malu untuk menunjukan jati dirinya ke publik”, kata Bupati Aji mengakhiri.