Peluang bisnis Jarrarium dan Terrarium saat ini cukup potensial untuk dicoba, karena selain dengan modal yang kecil bisa mendapatkan keuntungan besar.
Hal itu disampaikan Hendra Kusuma, Pengusaha muda sekaligus pembuat konten di Platform Tik-Tok (TikTokers) saat menjadi hadir sebagai narasumber pada webinar bertajuk “Aesthetic Jarrarium and Terrarium, Low Budget For Big Profit yang dilaksanakan Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA) PSDKU UNAIR di Banyuwangi Minggu (23/05) lalu.
Hendra menjelaskan bahwa Jarrarium bisa disebut mini Aquascape. Keduanya sama-sama membuat ekosistem alam dalam media buatan namun dengan wadah yang lebih kecil seperti dalam Jarr atau botol dan soliter.
“Sedangkan terrarium berbeda, terrarium lebih seperti membuat daratan/taman mini dalam wadah kaca tanpa diisi air, hanya cukup suasana lembab untuk mendukung pertumbuhan tumbuhan yang ditanam,” ungkap Hendra, seperti dilansir dari unair.ac.id Kamis (27/5/2021).
Tiktokers dengan nama akun Icepresso tersebut mengungkapkan bahwa selain pembuatanya yang lebih murah, perawatanya tidak sesulit aquascape.
“Karena komposisi biotanya tidak banyak, Jarrarium tidak memerlukan aerator dan CO2 seperti halnya aquascape, bahkan filter air dan lampu juga tidak diperlukan, kita cukup mengganti air untuk membersihkan kotoran supaya tampak bersih,” urainya.
Pada akhir, ia mengungkapkan bahwa peluang berbisnis jarrarium saat ini cukup potensial untuk dicoba, karena selain dengan modal yang kecil bisa mendapatkan keuntungan besar, masih belum banyak yang mengembangkan. Kita bisa dengan menjual alat dan bahannya atau menjual jarrarium yang sudah jadi.
“kalau aquascape mungkin kebanyakan orang malas untuk merawatnya sehingga jarang peminat dari masyarakat umum, kalau ini bisa menjadi hiasan rumah untuk menghilangkan stress tanpa perawatan yang sulit, itu dapat menjadi sebuah peluang bagi yang ingin mencoba bisnis ini,” pungkasnya.
Selain webinar, lanjutnya, nanti juga akan diadakan praktik pembuatanya secara langsung dalam program Aquacare yang juga akan dipandu oleh Hendra serta mahasiswa Akuakultur UNAIR Banyuwangi.
“Harapanya tentu supaya peserta tidak hanya mendapatkan teorinya saja, namun juga tau implementasinya,” jelas Ketua Pelaksana Webinar Devia Rus Widiya