
Kampung Halaman dan Jaring, Cara Nelayan Menunggu Laut Kembali Bersahabat
Cuaca pesisir Selatan Pacitan belum juga bersahabat memaksa para nelayan tak bisa melaut. Lantas apa yang dilakukan ketika pekerjaan utama mereka tak bisa dilakukan?
Halo Berita
Halopacitan, Pacitan – Puluhan kapal tongkang terparkir rapi di Pelabuhan Dermaga Ikan Tamperan yang menandakan sebagian besar nelayan tidak berangkat melaut. Waktu senggang ini digunakan para nelayan untuk berbagai aktivitas seperti memperbaiki jaring, kapal atau pulang ke kampung halaman.
Ombak yang masih mencapai ketinggian tiga meter membuat nelayan harus bersabar. Jika memaksakan diri, kapal tongkang yang digunakan bisa jebol atau terbalik.
“Selain menggunakan informasi dari BPBD kami juga menggunakan aplikasi dari smartphone untuk melihat ramalan cuaca beberapa hari ke depan, jadi kalau kemungkinan cuaca buruk ya enggak jadi berangkat,” Kata kata Rojab, seorang Kapten Kapal Tongkang dari Perusahaan Very, Kamis (03/01/2019).
Rojab juga mengatakan telah sepekan berhenti melaut, lantaran cuaca di tengah laut lepas cepat berubah. “Kami ini hanya perantau dan di sini cuma menjalankan kapal pemilik, dan itu hasil ikannya milik bos. Kita mendapatkan upah bulanan, sekali melaut itu upahnya Rp2 jutaan. Kalau musim-musim baratan [angin kencang] seperti ini lumayan lama enggak melaut, sekitar 2 bulanan jadi pulang kampung saja,” tambahnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh nelayan lainya. Lamanya baratan menjadi sebab banyak nelayan yang pulang ke kampung halaman, meski tidak semuanya. “Kalau lama enggak melaut seperti ini ya pulang, ketemu sama keluarga dirumah, tetapi ada juga yang enggak pulang kebanyakan perantau yang masih muda,” kata Tajudin (43) salah seorang nelayan asal Pekalongan.
Sebagian nelayan lain, terutama yang asli Pacitan menggunakan waktu tidak melaut ini untuk merawat dan memperbaiki perlengkapan penangkap ikan.
"Sudah jadi musiman hal-hal seperti ini, pas baratan kayak begini ya memperbaiki jaring karena membutuhkan waktu lama untuk memperbaikinya," kata Antok Utomo (47) salah seorang nelayan lokal.
Namun terkadang jika kondisinya memungkinkan, mereka masih melaut meski tidak berani terlalu jauh dari pantai “Cuma di pinggiran saja, paling sekitar subuh berangkat jam 8 udah balik lagi," ujarnya.
Berdasarkan informasi dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD Kabupaten Pacitan, seminggu terakhir memang gelombang di laut selatan masih cukup tinggi yakni mencapai 2.5 hingga 4 meter. “Diimbau selalu waspada terhadap perubahan cuaca secara singkat dan peningkatan kecepatan angin disertai gelombang tinggi di perairan Pacitan,” Ridwan Fathul Operator Pusdatin BPBD Kabupaten Pacitan.
