Maleman, Memburu Malam Seribu Bulan

Senin, 25 April 2022 13:11 WIB

Penulis:Dias Lusiamala

Editor:Amirudin Zuhri

maleman 1.jpg
Tradisi maleman (Dias Lusiamala)

PACITAN-Ramadan telah  memasuki hari terakhir. Waktu istimewa bagi umat muslim untuk menanti malam Lailatul Qodar. Malam seribu bulan.

Malam Lailaul Qodar adalah malam istimewa yang diturunkan selama Ramadan. Malam itu disebut  akan turun hari ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. Saat tulah  masyarakat mengingkatkan kegiatan agama seperti halnya mengaji tadarus Al-qur’an, i'tikhaf di masjid.

Di Pacitan ada yang disebut “Maleman”. Maleman berasal dari kata malem atau malam. Malam yang  dimaksud adalah malam-malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadan dimulai terhitung dari malam 21, 23, 25, 27 dan 29.

Tradisi ini dijalankan dengan kegiatan berbagi nasi bungkus atau tempelangan setelah kegiatan beribadah salat taraweh. Pelaksanaannya yaitu sholat isya, salat tarawih dilanjut witir, dzikir, membaca doa tahlil bersama kemudian tempelangan baru dibagikan.

Tradisi maleman ini sudah dari dulu dilaksanakan di Musala Nurul Iman, Dusin Buwun, Desa Mlati, Arjosari. Mungkin sudah berlangsung berpuluh-puluh tahun bahkan bisa ratusan tahun yang lalu. Ini sebuah tradisi yang perlu dijaga. Terutama untuk diturunkan ke generasi penurus di Dusun Buwun. 

"Saat anak-anak ikut ke musala salat bareng kemudian ada tradisi maleman mereka jadi tahu, oh ini lah salah satu tradisi masyarakat di dusun ini pada Bulan Ramadan," kata H. Jumari, takmir Musala Nurul Iman (24/04/2022)

Dalam momen di malam ganjil 10 hari terakhir ramadan para jamaah berharap bisa memetik pahala kebaikan, syukur-syukur bisa bertemu dengan malam Lailatul Qodar yang telah dinantikan. 

Terilihat para jamaah melingkar sambil duduk bersila berdoa bersama dan membagikan tempelangan memutar. Momen malam lailatul qodr ini hanya terjadi dalam bulan ramadan saja, sedangkan bulan ramadan hanya sekali dalam setahun. Maka para jamaah benar-benar memanfaatkan kesempatan untuk memperkhusyuk ibadah dan melakukan tradisi sebagai rasa syukur.