
Menkes Minta Pemerintah Daerah Kembali Percepat Laju Vaksinasi COVID 19
- Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin meminta jajaran pemerintah di daerah untuk kembali mengakselerasi laju penyuntikan vaksin. Setelah sempat terjadi penurunan la
Halo Berita
Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin meminta jajaran pemerintah di daerah untuk kembali mengakselerasi laju penyuntikan vaksin. Setelah sempat terjadi penurunan laju vaksinasi karena adanya penurunan suplai, pada bulan Mei pasokan vaksin guna memenuhi kebutuhan program vaksinasi di Tanah Air kembali mengalir.
“Alhamdulillah dengan bantuan banyak kementerian, Pak Airlangga juga banyak bantu, Pak Presiden banyak bantu, sehingga stok kita akan naik lagi di bulan Mei ini,” ucapnya saat keterangan pers usai mengikuti Rapat Terbatas mengenai Penanganan Pandemi COVID-19 yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Senin (10/05/2021), di Jakarta.
.
Oleh karena itu, Budi G. Sadikin meminta jajaran pemerintah di daerah untuk kembali mempercepat laju penyuntikan vaksin.
“Pesan saya ke seluruh aparat di daerah kita mulai menggenjot lagi ya karena jumlah stok vaksinnya sudah cukup. Di bulan Mei sesudah Lebaran segera kita genjot lagi vaksinasinya untuk bisa naik. Kalau bisa kita coba menyentuh satu juta per bulan di bulan Juni,” ujarnya.
Dalam keterangan persnya, Menkes juga menyampaikan apresiasi kepada daerah yang memiliki tingkat vaksinasi yang tinggi terutama bagi kelompok masyarakat lanjut usia (lansia).
“Saya terima kasih ke Provinsi Bali, DKI Jakarta, dan Jogja yang relatif sudah tinggi suntikan lansianya, sehingga mereka secara bertahap sudah mulai dibuka untuk suntikan golongan masyarakat umumnya,” ujarnya.
Budi menambahkan, pihaknya akan memberikan tambahan pasokan vaksin bagi daerah-daerah tersebut.
“Kami akan memberikan vaksin tambahan supaya mereka bisa cepat menyelesaikan karena lansia itu adalah yang kritikal. Mudah-mudahan ini bisa menjadi motivasi untuk provinsi-provinsi lain segera suntik lansianya segera cepat selesai, karena semakin cepat selesai kita makin segera lebih cepat untuk membuka vaksinasi ini kepada masyarakat umum,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama Menkes juga memaparkan kesiapan rumah sakit dalam menghadapi pasca liburan lebaran.
“Total nasional tempat tidur yang kita miliki sekitar 390.000, yang bisa dipakai COVID karena harus ada isolasi ada sekitar 70.000, dak kita juga punya ICU untuk yang parah secara nasional 22.000, tapi ICU yang didedikasikan untuk COVID ada sekitar 7.500”, jelasnya.
Budi memberikan gambaran bahwa kapasitas rumah sakit dan ICU yang kita miliki, itu masih 3 kali lebih besar daripada kapasitas kamar tidur dan ICU yang kita dedikasikan untuk COVID.
“Sebagai informasi, yang ditempati sekarang untuk tempat tidur isolasi adalah 23.000 dari kapasitas 65.000 – 70.000, jadi kita masih punya room sekitar 40.000 lagi atau masih sekitar hampair 200% atau 2 kali lipat dari keterisisan pasien CIVID sekarang” , uangkapnya.
Sedangkan untuk ICU, Budi menjelaskan dari yang disiapkan 7.500, sekarang terisi 2.500. Sehingga kita masih punya room kosong dua kali lipatnya.
Walaupun semua persiapan untuk antisipasi sudah dilakukan, Budi berharap tidak terjadi peningkatan kasus dan situasi terburuk tidak akan terjadi sehingga ruangan yang dipersiapkan tidak perlu dipakai.
