JAKARTA – Dalam menghadapi kompleksitas lingkungan bisnis yang semakin dinamis, termasuk perubahan teknologi yang pesat dan pergeseran norma sosial, peran Generasi Z (Gen Z) menjadi semakin signifikan.
Jika Anda seorang manajer dari generasi Milenial atau Gen X, mungkin Anda pernah merasa kesal atau frustrasi dalam bekerja dengan karyawan Gen Z, bahkan mungkin meremehkan mereka. Banyak stereotip yang melabeli Gen Z sebagai generasi yang dimanja atau kurang memiliki dedikasi terhadap pekerjaan.
Jangan salah dan asal menilai, itu semua tak sepenuhnya benar. Padahal, banyak etika kerja yang diterapkan oleh Gen Z yang bisa menjadi contoh bagi generasi lainnya. Dilansir dari Forbes, berikut beberapa etika kerja Gen Z yang bisa ditiru. Yuk, simak!
Generasi Z tumbuh dengan ponsel pintar, media sosial, dan internet di ujung jari mereka, membuat mereka sangat mahir menggunakan teknologi baru, termasuk perangkat lunak atau aplikasi yang digunakan di lingkungan kerja.
Selain itu, mereka juga memiliki fleksibilitas dalam bekerja, seperti bekerja dari jarak jauh, yang memungkinkan mereka untuk tetap produktif dalam berbagai kondisi.
Gen Z memiliki kemampuan berpikir kreatif dalam mengatasi masalah, yang membuat mereka selalu siap dengan ide-ide inovatif. Selain itu, mereka juga memiliki minat terhadap proyek-proyek baru, yang bermanfaat untuk perkembangan diri mereka.
Mereka juga dapat dengan cepat menemukan solusi inovatif untuk tantangan teknis dan cenderung sangat baik dalam meneliti dan menemukan jawaban secara mandiri.
Stereotip Gen Z sebagai generasi malas terbantahkan dengan komitmen mereka dalam bekerja. Mereka berupaya memberikan yang terbaik dan mencapai target yang ditetapkan. Gen Z juga memiliki motivasi yang kuat untuk meraih tujuan yang jelas dan terukur, menjadikan mereka individu yang sangat fokus pada pencapaian.
Gen Z senang mencari peluang untuk belajar dan mengembangkan keterampilan, baik melalui pelatihan formal maupun informal. Mereka juga menghargai umpan balik yang membangun dan selalu berusaha meningkatkan kinerja berdasarkan masukan dari rekan kerja atau atasan.
Gen Z cenderung memilih untuk bekerja di perusahaan yang sejalan dengan nilai-nilai sosial, seperti keberlanjutan dan etika bisnis. Karyawan Gen Z adalah pendukung vokal keberagaman dan inklusivitas. Generasi ini tidak takut untuk menantang status quo atau mengajukan pertanyaan sulit tentang praktik etika perusahaan.
Studi menunjukkan bahwa tim yang beragam berkinerja lebih baik dan lebih kreatif dalam memecahkan masalah yang rumit. Dorongan Gen Z untuk inklusivitas dapat membantu membangun budaya perusahaan yang lebih kuat dan lebih tangguh yang menarik bakat terbaik serta membantu menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 18 Nov 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 18 Nov 2024