Migor Curah di Pacitan Masih Tembus Rp19.000

Rabu, 25 Mei 2022 08:45 WIB

Penulis:Dias Lusiamala

Mamik prdagang minyak goreng.jpg
Mamik. pedagang sembako di Pacitan (Dias Lusiamala)

 PACITAN- Penurunan harga minyak goreng (migor) oleh Presiden Jokowi (Joko Widodo)   belum terealisasikan di Pacitan. Hal itu membuat pedagang di kabupaten ini khawatir dan meminta pemerintah agar harga minyak goreng tetap stabil.

“Saat ini, minyak goreng curah di Pasar Minulyo Pacitan masih berada di angka Rp17.000 per liternya,” kata penjual bahan pokok, Mamik (56), Selasa (24/5/2022).

Menurutnya, jika bahan pokok seperti minyak goreng terus melonjak akan berdampak serius pada penjualan bahkan bisa jadi akan mengarah pada kelangkaan stok.

“Kalau sampai melonjak, dampaknya bagi pedagang sangat terasa. Belum lagi sampai langka seperti beberapa waktu lalu,” terang Mamik.

Selain itu, Mamik pun berharap agar harga minyak goreng turun dan kembali normal mengingat banyaknya permintaan konsumen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Kalau dari kami para pedagang harapannya harga minyak goreng segera stabil seperti dulu karena minyak goreng juga salah satu bahan pokok,” jelasnya.

Meski pemerintah secara resmi membuka keran ekspor minyak sawit mentah (CPO), nyatanya harga minyak goreng (migor) curah di Kabupaten Pacitan, masih mahal.

Kepala Dinas Perdagangan dan Ketenagakerjaan (Disdagnaker) Pacitan, Sunaryo mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan harga minyak goreng di sejumlah pasar tradisional.

"Hasil pemantauan kami hari ini di pasar tradisional Rp17.000 hingga Rp19.000 per liter," kata Sunaryo. Seperti diketahui HET untuk minyak goreng curah adalah Rp14.000

Selain itu, pihak Disdagnaker akan terus berkoordinasi dengan semua pihak termasuk mengawasi stok baik minyak goreng curah maupun kemasan di seluruh pasar dan toko-toko di Pacitan.

"Kalau ada gejolak atas kenaikan harga hingga kelangkaan seperti yang pernah terjadi beberapa lalu, baru ada tindakan sidak pasar. Makanya kami terus komunikasikan dengan tim lapangan," terang Sunaryo. 

Selain itu, Sunaryo menilai, jika ada minyak goreng curah yang dijual melebihi HET, maka hal itu bisa jadi disebabkan karena faktor demografis wilayah. 

"Ada juga sebenarnya yang menjual diharga Rp20.000 per liter. Itu terjadi karena faktor kondisi lingkungan dan dinamika yang dapat berubah sewaktu-waktu di wilayah itu," jelas Kepala Disdagnaker Pacitan, Sunaryo terkait harga minyak goreng curah yang masih mahal.