PACITAN– Pacitan telah memasuki musim kemarau dan sejumlah daerah masih tetap menghadapi ancaman krisis air bersih.
Menurut data, ada tiga desa di Kabupaten Pacitan yaitu Desa Ponggok, Kecamatan Pacitan, Desa Temon, Kecamatan Arjosari dan Desa Klepu, Kecamatan Donorojo yang diprediksi akan mengalami masalah tersebut.
Kepala Desa Ponggok Mursid menjelaskan debit atau volume air akan mengecil saat kemarau "Tiap musim kemarau warga kami harus menghadapi kesulitan akses untuk mencari air bersih. Biasanya rata-rata berlangsung selama empat bulan, bahkan bisa lebih," kata Mursid, Kamis (4/8/2022).
Kondisi seperti ini membuat warga harus mengambil air di sumber mata air yang ada menggunakan jerigen dan ember untuk dibawa pulang. Alternatif lain seperti sumur bor, masih belum bisa dijadikan pilihan sumber air bersih, warga lebih memilih mengambil langsung di sumber mata air yang masih mengalir.
"Aksesnya juga susah, untuk kebutuhan sehari-hari warga harus membawa jerigen dan tong ke lokasi sumber mata air sekitar satu kilometer dari permukiman," kata Mursid.
Mursid pun sudah mengajukan bantuan ke pemerintah Kabupaten Pacitan lebih awal, untuk mengantisipasi kekeringan yang menjadi masalah tahunan warga Pacitan hampir tiap kemarau.
"Air bersih itu penting karena sangat dibutuhkan warga. Kemarin sudah mengusulkan tapi sampai saat ini belum ada tindak lanjut," kata Mursid.
Suwati (52) salah seorang warga mengaku tidak punya bak penampungan untuk menyimpan stok air bersih. Sehingga setiap pagi dan sore hari harus menggendong jerigen berisi air kemudian dibawa pulang.
"Dari rumah sudah bawa jerigen dan tong ke sumber mata air. Lumayan jauh, karena jalan kaki. Itu pun cukup buat minum, mandi dan mencuci harus ke kali," kata Suwati.