Halo Berita

Nyang Nging Nang Song

  • Kegiatan ngabuburit di latar atau teras panggung sanggar  Paguyuban Song Meri  ini menampilkan suguhan gamelan beling Song Meri, perkusi Sekolah Alam Pacitan  dan kolaborasi seniman musik.
Halo Berita
Dias Lusiamala

Dias Lusiamala

Author

PACITAN- “Nyang Nging Nang Song” begitu sebutan nama kegiatan yang diadakan di latar atau halaman Sanggar paguyuban song meri. Arti kata dari nama kegiatan ini adalah kegiatan ngabuburit di Song.

Kegiatan ngabuburit di latar atau teras panggung sanggar  Paguyuban Song Meri  ini menampilkan suguhan gamelan beling Song Meri, perkusi Sekolah Alam Pacitan  dan kolaborasi seniman musik.

Pentas seni ini bertemakan pentas seni bernuansakan islami.  "Acara ini untuk mewadahi bakat anak-anak dalam bermusik, karena semenjak pandemi kita tidak pernah pentas jadi hari ini pentas pertama semenjak covid. Dilain itu bagi Sekolah Alam Pacitan  acara ini sekaligus menjadi puncak rangkaian acara peringatan hari bumi yang diselenggarakan  22 April," kata Bangun Naruttama, S.Pd.AUD selaku Kepala Sekolah Sekolah Alam Sabtu (23/04/2022).

Sebelum pentas anak-anak diajarkan seni musik di sekolah. Dan ditangani secara khusus untuk pentas ini oleh bapak misbach selama 3 hari saja. 

"Alhamdulillah anak-anak bisa tampil baik dan saya senang sekali karena ini kita bisa pentas keluar lagi setelah Covid," ujar Bangun Naruttama.

Amin Sastroprawiro, Ketua Paguyuban Song Meri menyambut baik kegietan ini.  "Saya sangat welcome sekali dan juga senang ya karena antusias anak-anak terhadap seni bermusik sangat meriah sekali dan juga mereka senang saat bermusik itu membuat saya pribadi sebagai seniman bahagia,” katanya. 

Menurutnya  Sanggar Paguyuban Song Meri  ini sangat terbuka bagi siapapun yg ingin belajar, sharing, dan apapun itu tentang seni dan tempat untuk bersilaturahmi antar seniman maupun penikmat musik. 

“Kami sangat mendukung sekali kegiatan berseni, bila mau menggunakan sanggar ini monggo saja. Harapanya semoga sanggar paguyuban ini bisa menjadi wadah bagi pelaku seni khususnya di pacitan maupun teman-teman seniman dari luar daerah," katanya.

Sedangkan  Misbach Daeng Bilok seorang seniman yang tiga hari melatih anak-anak tersebut mengatakan   selaku seniman musik dia mengaku selalu gelisah terhadap karakter berkebangsaan anak-anak di masa mendatang. 

“Tapi setelah saya amati selama melatih 3 hari, anak-anak ini merupakan anak yang berbakat. Artinya jika bukanlah anak ini dimasa mendatang yang akan menjadi musisi, maka setidaknya anak-anak ini bisa menanamkan seni didalam dirinya, salut terhadap mereka,” katanya.