
Para Perempuan Ini Bolak-Balik 60 Kali untuk Mendapat Sekubik Pasir
Jika masih menganggap perempuan sebagai kaum lemah, maka datanglah ke Desa Ngreco, Kecamatan Telagombo Pacitan. Di sini akan ditemui wanita-wanita perkasa yang memeras keringat untuk sebuah kehidupan.
Halo Berita
Halopacitan,Tegalombo—Beberapa wanita tampak berada di pinggir sebuah sungai yang ada di desa tersebut. Sebagian besar mereka sudah berusia di atas setengah baya.
Di tengah terik yang membuat peluh kian bercucuran, mereka kemudian menggendong keranjang penuh pasir dari sungai tersebut ke pinggir jalan yang ada di dekat sungai.
“Saya sudah menjalani pekerjaan ini selama 15-an tahun. Sejak remaja saya terbiasa dengan pekerjaan kasar, dan bukan hanya mencari pasir berkebun, mencari kayu bakar dan mengurus ternak pun saya lakukna,” kata Juminem (52) di sela-sela kerjanya.
Untuk mengumpulkan pasir pun ia dapat bukan dengan cara yang mudah. Sebelum membawa pasir ke pinggir jalan agar memudahkan pembeli, mereka harus mengayak pasir guna memisahkan batu kerikil.
Jalan yang dilewatinya dari sungai pun hanya setapak dan sangat menanjak. "Memang tidak mesti setiap hari [mencari pasir], selang seling, karena dirumah juga berkebun, buat tambah-tambah penghasilan," katanya warga Dusun Gamping Desa Ngreco itu kepada Halopacitan. Hidup tanpa suami lagi membuat dia memang harus bekerja lebih keras untuk mencukup hidupnya.
Karena tidak mesti setiap hari cari pasir, untuk mendapatkan satu kubik pun paling cepat didapat selama tiga sampai lima hari. Biasanya untuk menghasilkan satu kubik pasir, Juminem harus bolak balik kurang lebih 60 kali dengan menggunakan keranjangnya.
"Kalau pakai keranjang 60 kali bolak balik, ini baru dapat 22 kali dari pagi tadi, terus siang nanti juga harus cari makan buat ternak dirumah, kemudian kadang ke kebun, kalau tidak cari pasir lagi siangnya," imbuhnya
Sumber: Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya
Menurut Katmi,(49) pencari pasir lainnya di Desa Ngreco, penghasilan yang di dapat pun tidak menentu dan tidak setiap hari. Kadang seminggu pasir baru laku terjual dengan harga Rp150.000 untuk satu rit truk engkel atau pick-up.
"Satu kubiknya Rp75.000, biasanya kalau satu mobil engkel dua kubik sampai dua setengah kubik, itu kami jualnya Rp150.000 sama muatnya sekalian," katanya ditempat yang sama
Walaupun hasil yang didapat tidak pasti, mereka hanya bisa menjalani penuh ikhlas, dan hanya berharap selalu diberi kesehatan di usia yang tidak muda lagi tersebut.
Katmi dan Juminem adalah dua dari sekian banyak perempuan di Indonesia yang kesetaraan bukanlah hal yang harus diteriakkan dan diperjuangkan. Karena keadaan justru telah memaksa mereka mengambil posisi setara dengan kaum laki-laki. (Sigit Dedy Wijaya)