
Pedagang Mengeluh Atap Pasar Bocor, Pengelola Tak Bisa Berbuat Banyak
Sejumlah pedagang pasar tradisional yang ada di Pacitan mengeluhkan bocornya atap pasar saat hujan. Sementara pihak pengelola juga tidak bisa berbuat banyak.
Halo Berita
Halopacitan, Pacitan—Sejumlah pedagang Pasar Arjowinangun salah satu yang mengeluhkan atap yang bocor sehingga saat hujan air pun akan masuk dan membasahi dagangan.
"Kalau pas hujan, mau tidak mau ya harus siap-siap selamatkan dagangan agar tidak basah," ungkap Erni, salah satu pedagang pakaian di Pasar Arjowinangun, Senin (14/01/2019).
Kondisi ini sebenarnya sudah berlangsung lama, namun para pedagang menyesalkan pengelola pasar kurang begitu memperhatikannya. Bahkan, mereka mengaku khawatir jika tidak ditangani.
"Sebenarnya khawatir kalau dibiarkan, tapi mau bagaimana lagi, kami tidak bisa berbuat banyak. Sudah sering menyampaikan ke pengelola, cuma belum ada respons saja," kata Sulasmi pedagang lainnya.
Tidak hanya di Pasar Arjowinangun, beberapa pasar tradisional yang ada di Pacitan juga mengalami hal yang sama terutama saat hujan seperti di Pasar Arjosari, para pedagang juga mengeluhkan atap yang bocor.
Bahkan, terlihat saat hujan banyak pedagang di kios bagian luar memasang terpal di depan kios mereka, untuk mengantisipasi tampasan air.
"Kalau di dalam pasarnya atapnya juga ada beberapa yang bocor, kita juga tidak tahu kapan dibetulkannya, hanya berharap kepada pengelola pasar segera memperbaiki, kalau dibiarkan ya kasihan pedagangnya," kata Utami, salah satu pedagang kue di Pasar Arjosari.
Menanggapi hal tersebut, Satimo, S.Sos, Kepala Seksi Pasar Wilayah II, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pacitan mengatakan bahwa pihaknya belum bisa berbuat banyak, mengingat anggaran untuk pemeliharaan dan perbaikan pasar sangat minim.
"Anggaran sekitar Rp75 juta setahun untuk empat pasar itu di wilayah II. Padahal anggaran segitu untuk pengecatan satu pasar saja sudah habis. Seperti di Ngadirojo kemarin untuk perbaikan masih kurang sekitar Rp1 juta lebih, tapi sudah ditalangi sama koordinator Sarprasnya [sarana dan prasarana]. Terus terang saya sendiri juga malu sebagai Kasi-nya," beber Satimo kepada Halopacitan.
Ia menjelaskan, ada empat pasar di wilayah II yang ditanganinya, yakni Pasar Ngadirojo, Pasar Tulakan, Pasar Kelapa di Bangsri dan Pasar Arjowinangun. Namun, tahun 2019 ini pihaknya menangani enam pasar selain empat pasar tersebut, yakni Pasar Gerdon dan Pasar Sawo.
"Kalau untuk anggaran pemeliharaan masing-masing wilayah I, II, III berbeda-beda, tapi bedanya juga tipis. Karena seperti di Wilayah I pasarnya kan besar-besar, seperti Minulyo, Punung, dan lainnya, jadi beda besaran anggaran untuk pemeliharaannya," imbuhnya tanpa menyebut besarannya.
