Pemerintah Daerah Belum Tahu Kapan Dampak Banjir Batu Bisa Tertangani
Pemerintah Daerah Pacitan belum bisa menjanjikan kapan puluhan hektare lahan pertanian di Desa Gayuhan dan Karangrejo Pacitan yang rusak berat karena banjir batu bisa tertangani. Semua akan sangat tergantung pada turunnya dana dari pusat.
Halo Berita
Halopacitan,Pacitan—Bupati Pacitan Indartato mengatakan pihaknya sudah mengusulkan masalah perbaikan ke pemerintah pusat tetapi belum tahu kapan permintaan itu bisa direalisasikan. Dia menyadari banyak daerah di Indonesia juga mengalami penanganan yang serius.
"Sudah diusulkan kepada pemerintah pusat, mengingat daerah yang lain di Pacitan juga butuh penanganan, maka dari itu semua butuh proses untuk pemulihan,” kata Indartato kepada Halopacitan seusai musyawarah rencana pembangunan 2019 Kamis (15/03/2018).
Bupati juga belum bisa memastikan apakah banjir bandang dan batu yang selalu terjadi di Sungai Brungkah terkait dengan pembangunan waduk. Menurutnya ada faktor alam yang menyebabkan bencana tersebut.
"Saya tidak tahu pastinya kalau dampak dari pembangunan waduk, karena belum mempunyai data yang lengkap. Ada faktor lain, faktor alam penyebabnya, di Desa Karangrejo bekas longsoran, setiap hujan dengan intensitas tinggi, pasti membawa bebatuan,” katanya.
Seperti diketahui akibat banjir pasir dan batu yang dibawa aliran Sungai Brungkah, yang merupakan anak Sungai Grindulu, lahan pertanian di Pacitan seluas lebih dari 43 hektare tidak bisa ditanami karena tertutup material bebatuan.
Luas lahan yang tertimbun batu sungai tersebut terjadi di dua desa yakni Desa Karangrejo seluas 23 hektare, dan di Desa Gayuhan seluas kurang lebih 20 hektare.
Sukoiri Kepala Desa Karangrejo mengatakan, lahan seluas 23 hektare yang tertutup batu tersebut berada di empat dusun yakni Dusun Wonosari,Trobakal, Krajan dan Brungkah.
Sementara Imam Mawardi, Kepala Desa Gayuhan mengatakan, sekitar 20 hektare lahan pertanian di wilayahnya rusak. Dia mengaku telah melaporkan masalah ini ke pemerintah daerah untuk bisa dilakukan normalisasi.
Untuk bisa membuat sawah tersebut bisa ditanami lagi, satu-satunya cara harus dilakukan normalisasi yang tidak mungkin dilakukan dengan tenaga manual.
“Kami sudah minta kepada Pemerintah Daerah untuk melaksanakan program khusus, terkait lahan pertanian di desa Karangrejo yang tertutup material bebatuan,” katanya kepada Halopacitan beberapa waktu lalu.