ilustrasi
Halo Berita

Pilkades, Demokrasi Yang Belum Lepas dari Aroma Judi dan Perdukunan

  • Enam hari lagi Pacitan akan menggelar pemilihan kepala desa atau Pilkades serentak. Seperti yang sudah-sudah aroma judi dan perdukunan tak lepas dari proses demokrasi tingkat desa tersebut.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Pacitan—Sudah bukan rahasia lagi, praktik perjudian selalu ada setiap kali pilkades. Bahkan melibatkan para pejudi besar baik dari dalam maupun dari luar daerah. Para pejudi yang dikenal sebagai botoh ini bahkan layaknya tim sukses yang akan berjuang memenangkan calon yang dia pilih dengan tujuan utama mendapatkan kemenangan dalam taruhan.

Sejumlah masyarakat yang ditemui Halopacitan Senin (01/10/2018) tidak menampik adanya perjudian tetapi untuk melihat secara langsung akan sangat sulit. Mereka biasanya bermain diam-diam hingga sulit dilacak keberadaannya.

Salah satu warga di Desa Mentoro yang meminta hanya disebut sebagai BS membeberkan perjudian pasti selalu ada pada penyelenggaraan pilkades, terutama dilakukan oleh botoh judi baik lokal maupun luar daerah.

"Kalau judi taruhan sudah tidak bisa ditutupi lagi, sudah tidak menjadi rahasia umum lagi dan itu pasti ada. Bahkan pebotoh dari luar daerah juga ada dan ikut bermain. Itu dulu, kalau Pilkades sekarang tidak tau atau memang belum terlihat saja," beber BS kepada Halopacitan.

Namun dia tidak mengetahui secara pasti seperti apa permainan yang dilakukan para bebotoh tersebut. Menurut informasi yang dia dapat sebelum hari-H para bandar judi dari luar daerah atau bebotoh sudah memantau ke desa-desa yang akan melaksanakan Pilkades.

"Saya kurang tahu cara mainnya pembotoh seperti apa, kalau kata orang-orang di desa lain, katanya setiap desa yang melaksanakan Pilkades itu ada informannya sendiri-sendiri. Para pembotoh sudah memantau ke desa-desa yang melaksanakan Pilkades mulai sebelum hari H, mungkin kerjasama dengan warga setempat atau memantau saja, saya juga kurang tahu pastinya," ungkapnya.

Praktik perdukunan juga belum lepas dari proses pemilihan. Para calon biasanya akan mencari tokoh-tokoh spiritual untuk mendukung mereka mencapai kemenangan. "Bukan calon Kades saja, bahkan calon dewan pun juga menggunakan jasa orang pintar dan itu saya dengar sendiri dari pelaku, bisa ke dukun atau ke kyai sekedar minta doa, baik di Pacitan maupun ke luar kota, mungkin daerah lain juga sama," imbuhnya.

Warga di Desa Tanjungsari, sebut saja namanya Anjar, juga mengatakan pernah menjumpai seorang calon Kades dari Pacitan, di salah satu rumah orang pintar di daerah Wonogiri.

"Waktu ke Wonogiri beberapa bulan lalu antar saudara ke rumah orang pintar saya bertemu salah satu seorang calon Kades di Pacitan, kami ngobrol bentar, kalau pemikiran saya paling minta doa restu saja mau mencalonkan, ya kalau menurut saya itu sudah biasa," ujarnya. (Sigit Dedy Wijaya)