JAKARTA – Kabar baik untuk penggemar Green Day di Indonesia. Hal ini karena band pop-punk asal Amerika Serikat tersebut akan mengadakan konser musik di Jakarta pada 15 Februari 2025. Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Ravel Entertainment selaku promotor.
“Kami sangat antusias dapat membawa Green Day ke Jakarta dan ini masih dalam rangkaian perayaan 10 tahun Hammersonic. Kehadiran mereka akan menjadi penampilan yang epik dan bersejarah, sekaligus menjadi hadiah istimewa bagi para penggemar setia Green Day yang sudah menunggu selama 29 tahun untuk mereka datang ke Jakarta,” kata Ravel Junardy, selaku Founder dan CEO Ravel Entertainment.
Ravel Junardy menyatakan Green Day akan memberikan penampilan terbaiknya di Indonesia. Band asal Amerika itu juga akan merayakan dua album terkenal mereka, yaitu Dookie dan American Idiot, yang akan menjadi set list utama dalam konser ini.
Ravel menambahkan, sejauh ini Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang akan dikunjungi oleh Green Day. Selama tiga dekade berkarya, Green Day telah mencetak jejak yang tak terlupakan dalam industri musik global.
Dengan berbagai penghargaan internasional dan sejumlah hits yang tak terhitung, band yang terdiri dari Billie Joe Armstrong, Mike Dirnt, dan Tré Cool ini telah membuktikan diri sebagai salah satu grup rock paling berpengaruh sepanjang masa.
Menyambut konser Green Day di Jakarta nanti, alangkah baiknya kita bahas lagu-lagu top Green Day yang kemungkinan besar akan dibawakan. Yuk, simak artikel berikut!
Beriku prediksi lagu yang akan dibawakan band ini saat konser di Jakarta:
Dirilis pada tahun 2004 sebagai single utama dari album dengan judul yang sama, lagu ini menjadi semacam manifesto musik bagi generasi yang merasa frustrasi dengan situasi sosial dan politik. Vokalis Billie Joe Armstrong menuangkan kritiknya terhadap pemerintahan Amerika Serikat sebagai cerminan kondisi sosial dan politik pada masa itu.
Meskipun terdengar seperti penghinaan, lagu ini berhasil menyuarakan kegelisahan masyarakat terhadap kondisi negaranya sendiri. Melalui lagu American Idiot, ia mengekspresikan kekecewaannya terhadap media massa dan situasi politik Amerika Serikat pada saat itu.
Invasi ke Irak dan pemerintahan George W. Bush menjadi latar belakang kuat dalam pembuatan lagu ini. Armstrong mengungkapkan, ia merasa Amerika sedang diperdaya oleh media dan pemerintah, yang kemudian ia ekspresikan melalui lirik yang tajam dan provokatif.
Proses rekaman American Idiot menjadi titik balik penting bagi Green Day. Setelah demo album sebelumnya dicuri, band ini memutuskan untuk memulai kembali dan menciptakan album konsep yang ambisius.
American Idiot memenangkan Grammy Award untuk Best Rock Performance by a Duo or Group with Vocal pada tahun 2005 dan menjadi salah satu lagu protes paling berpengaruh di era 2000-an.
Boulevard of Broken Dreams adalah lagu yang dipopulerkan oleh band Green Day pada tahun 2004 dari album mereka yang berjudul American Idiot. Lagu ini ditulis oleh Billie Joe. Lagu ini menggambarkan perasaan kesepian dan kebingungan seseorang yang merasa terasing dan tersesat di tengah hiruk-pikuk kota besar.
Ia menjelaskan, inspirasi lagu ini muncul saat ia berjalan sendirian di New York City, merasakan isolasi di tengah keramaian kota. Billie Joe berhasil menyampaikan perasaan kesepian dan keterasingan yang universal dalam liriknya, sehingga lagu ini resonan dengan banyak pendengar di seluruh dunia.
Dalam proses pembuatan Boulevard of Broken Dreams, dilakukan eksperimen dengan suara yang lebih lembut dan melodik. Produser Rob Cavallo berperan penting dalam menyempurnakan suara lagu ini, menambahkan elemen orkestra yang memberikan dimensi baru pada musik Green Day.
Lagu ini memenangkan Grammy Award untuk Record of the Year pada tahun 2006 dan menjadi salah satu lagu Green Day yang paling banyak diputar di radio. Video musiknya yang ikonik, menampilkan band berjalan di padang gurun yang gersang, semakin memperkuat tema isolasi dalam lagu tersebut.
Pada tahun 2009, lagu ini mencapai peringkat satu dalam daftar Rolling Stone’s Reader’s Choice: Singles of the Decade. Di tahun yang sama, lagu ini juga termasuk dalam daftar 100 Best Songs of the Decade. Lagu yang menjadi ciri khas Green Day ini memenangkan Grammy Award untuk kategori Record of the Year serta MTV Video Music Award untuk kategori Video of the Year.
Lagu ini merupakan satu-satunya yang tidak memiliki hubungan langsung dengan lagu-lagu lain di album American Idiot. Billie Joe menulis lagu ini secara khusus.
Lagu yang sukses menjadi hit dan menduduki posisi keenam di tangga lagu Billboard 100 serta mendapatkan sertifikasi platinum dari Recording Industry Association of America (RIAA) ini ternyata menceritakan kesedihan yang dialami penulisnya.
Ketika Billie Joe berusia sepuluh tahun, ia harus menghadapi kematian ayahnya. Andrew Armstrong meninggal dunia karena kanker tenggorokan pada September 1982. Kepergian ayahnya merupakan pukulan berat bagi Billie, dan bulan September selalu terasa mengecewakan baginya.
Dalam sebuah wawancara beberapa tahun lalu, ia mengungkapkan frasa yang menjadi judul lagu ini terinspirasi dari ucapannya kepada ibunya saat pemakaman ayahnya. Ia berharap bulan September yang penuh kesedihan dan dingin itu bisa segera berlalu.
Walaupun berakar dari pengalaman pribadi Armstrong, lagu ini telah mengandung makna yang lebih luas bagi banyak orang. Setelah peristiwa 11 September 2001, banyak yang mengaitkan lagu ini dengan tragedi tersebut.
Lagu ini juga sering digunakan untuk mengenang berbagai peristiwa tragis lainnya, menunjukkan kekuatan musik dalam menyatukan orang-orang dalam kesedihan dan harapan.
Basket Case adalah lagu yang menggambarkan perjuangan menghadapi masalah kesehatan mental. Dirilis pada tahun 1994 sebagai single kedua dari album Dookie, liriknya ditulis oleh vokalis Billie Joe, yang terinspirasi dari pengalaman pribadinya dengan gangguan kecemasan.
Armstrong menulis Basket Case berdasarkan pengalaman pribadinya dengan serangan panik. Pada saat itu, ia belum didiagnosis dengan gangguan panik dan merasa seperti akan gila. Menulis lagu ini menjadi cara baginya untuk memahami dan mengekspresikan apa yang ia rasakan.
Proses rekaman Basket Case melibatkan eksperimen dengan tempo dan struktur lagu. Band dan produser Rob Cavallo bekerja keras untuk menciptakan dinamika yang tepat, menghasilkan lagu yang energetik dengan kedalaman emosional.
Basket Case menjadi salah satu hit terbesar Green Day, menduduki puncak tangga lagu Alternative Songs Billboard selama lima minggu. Lagu ini juga meraih nominasi Grammy untuk Best Rock Vocal Performance by a Duo or Group.
Video musiknya yang surrealis, yang difilmkan di sebuah rumah sakit jiwa yang ditinggalkan, semakin menegaskan tema keterasingan dan kebingungan dalam liriknya.
Lagu ini dirilis pada tahun 1994 sebagai singel dari album Dookie. When I Come Around adalah salah satu lagu paling populer dari Green Day, dan meskipun maknanya dapat bervariasi tergantung pada interpretasi individu, ada beberapa tema umum yang dapat diidentifikasi dalam lagu ini.
Secara umum, lagu ini dapat dianggap sebagai lagu tentang hubungan yang bermasalah atau ketidakpastian dalam hubungan asmara.
Lagu ini adalah salah satu dari Green Day yang dirilis pada tahun 1994 sebagai bagian dari album mereka yang berjudul Dookie. Lagu ini memiliki energi tinggi dengan lirik-lirik yang kuat. Meskipun maknanya bisa berbeda-beda tergantung pada interpretasi individu, ada beberapa tema umum yang dapat ditemukan dalam lagu ini.
Secara umum, She bisa dianggap sebagai lagu yang menggambarkan seorang wanita yang kuat, misterius, dan mungkin berbahaya.
Lagu ini menceritakan tentang pengalaman hidup di daerah kumuh atau jalanan kota yang penuh tantangan. Ditulis oleh Billie Joe, lagu ini menggambarkan perasaan frustrasi, keputusasaan, dan keinginan untuk melarikan diri dari situasi yang sulit.
Secara umum, lagu ini dapat diartikan sebagai ungkapan perjuangan seseorang dalam mencari tempat mereka di dunia, mengatasi tantangan, dan mencari kebahagiaan di tengah kehidupan yang keras.
Liriknya mencerminkan kesendirian, kecemasan, dan kekecewaan, namun juga menunjukkan semangat untuk bertahan dan tekad untuk meraih impian.
The American Dream Is Killing Me adalah lagu dari band rock Amerika, Green Day, yang merupakan bagian dari album studio keempat belas mereka, Saviors (2024).
Lagu pembuka ini awalnya dibuat selama proses rekaman album sebelumnya sebagai bentuk protes terhadap masa kepresidenan Donald Trump.
Namun, lagu ini akhirnya direkam atas dorongan produser Rob Cavallo, dengan lirik yang diperbarui untuk mencerminkan kecemasan sebagai warga Amerika.
Good Riddance (Time of Your Life) dirilis pada tahun 1997 sebagai single dari album Nimrod, lagu akustik ini menampilkan sisi yang lebih lembut dan reflektif dari band punk rock ini.
Menariknya, lagu ini sebenarnya ditulis oleh Billie Joe jauh sebelum dirilis, yaitu pada tahun 1993. Lagu ini terinspirasi oleh pengalaman putus cinta Armstrong ketika pacarnya pindah ke Ekuador bersama keluarganya untuk melanjutkan sekolah. Rintangan jarak yang membentang menjadi penyebab hubungan antara keduanya harus berakhir.
Judul asli lagu ini hanya Good Riddance, mencerminkan kemarahan yang dirasakannya saat itu. Lewat perpisahan itu, Billie Joe belajar kalau cinta itu bukanlah satu hal yang bersifat abadi. Suatu hari cinta tiba-tiba datang, di hari lain cinta juga dapat pergi.
Memasukkan Good Riddance ke dalam album Green Day tidaklah mudah. Saat pertama kali Armstrong memperdengarkan lagu ini kepada bandnya selama sesi rekaman Dookie, mereka merasa lagu ini terlalu berbeda dari sound Green Day yang biasa.
Baru pada album Nimrod, dengan bantuan produser Rob Cavallo yang menambahkan aransemen string, lagu ini akhirnya menemukan tempatnya. Good Riddance (Time of Your Life) menjadi hit yang tak terduga bagi Green Day.
Lagu ini sering digunakan dalam berbagai momen emosional, dari upacara kelulusan hingga perpisahan. Keberhasilan lagu ini menunjukkan kemampuan Green Day untuk keluar dari zona nyaman mereka dan menciptakan musik yang menyentuh berbagai kalangan pendengar.
Lagu 21 Guns dirilis pada tahun 2009 sebagai singel kedua dari album studio ketujuh mereka, 21st Century Breakdown. Lagu ini ditulis oleh vokalis Billie Joe dan diproduseri oleh Butch Vig. Dengan aliran rock dan tempo sedang, lagu ini mengusung nada yang penuh emosi dan kemarahan.
Liriknya menggambarkan kekecewaan dan kehancuran, baik dalam hubungan pribadi maupun dalam konteks sosial dan politik. Billie Joe menulis 21 Guns sebagai refleksi terhadap konsep menyerah dalam arti yang lebih luas.
Lagu ini mengeksplorasi gagasan bahwa terkadang, melepaskan sesuatu bisa menjadi tindakan yang kuat dan berani, terutama ketika menghadapi konflik yang tampaknya tidak ada akhirnya. Video klip lagu ini, yang disutradarai oleh Marc Webb dan menampilkan aktor Michael Shannon.
Lagu ini mendapat sambutan hangat dari kritikus dan penggemar, mencapai posisi tinggi di berbagai tangga lagu internasional. 21 Guns memenangkan penghargaan untuk Best Rock Video di MTV Video Music Awards 2009, menegaskan relevansi berkelanjutan Green Day dalam lanskap musik yang terus berkembang.
Know Your Enemy adalah salah satu lagu yang ditulis dan dipopulerkan oleh Green Day dari album mereka yang berjudul 21st Century Breakdown, yang dirilis pada tahun 2009. Lagu ini membawa pesan kuat yang berkaitan dengan tema pemberontakan, perlawanan, dan keberanian dalam menghadapi ketidakadilan serta kekuasaan yang korup.
Makna lagu Know Your Enemy dapat diartikan sebagai seruan untuk menjadi lebih sadar dan peka terhadap penindasan, manipulasi, dan ketidakadilan yang terjadi di dunia. Billie Joe menulis Know Your Enemy sebagai seruan untuk melawan apati dan kebodohan.
Dalam sebuah wawancara, ia menjelaskan lagu ini tentang membebaskan diri dari segala omong kosong yang kita lihat di TV. Liriknya yang provokatif dan menantang mencerminkan rasa frustrasi terhadap status quo dan dorongan untuk perubahan.
Itu dia beberapa lagu yang kemungkinan akan dibawakan Green Day saat konser nanti. Dengan memahami makna lagu mereka yang ikonik, kalian akan lebih siap menikmati konser Green Day nanti. Selain itu, kalian bisa bersama ribuan pengemar lainnya saat konser. Pasti sangat menyenangkan!
Sebagai informasi, band legendaris ini akan menyapa penggemar di Carnaval Ancol, Jakarta Utara. Diketahui, band ini baru satu kali datang ke Jakarta, Indonesia, sebelumnya tampil pada 1996 di Jakarta Convention Center.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 28 Aug 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 29 Agt 2024