PACITAN-“Thethek” atau “Rontek” sebutan bagi budaya membangunkan sahur ala masyarakat Pacitan. Tradisi ini masih dilakukan di sejumlah masjid dan kampung
Sebutan itu berasal dari bunyi alat musik yang bentuknya mirip dengan kentongan tapi berasal dari bambu, bila dipukul dengan tongkat pemukulnya yang panjangnya kurang lebih 30cm akan menghasilkan bunyi “Thek thek thek”.
Di Dusun Teleng, Sidoharjo. saat Ramadan pemuda Karang Taruna dusun tersebut aktif dari awal bulan sampai dengan puasa hari 21 membangunkan sahur para warga dusun teleng atau biasa disebut “gugah sahur” dengan perkusi yang masuk dalam golongan musik tradisional.
Perlengkapan dan peralatan yang digunakan untuk gugah sahur ini diantaranya ada alat musik gong, kenong, beduk dan “thethek” atau rontek itu sendiri. Pukulan instrumen musiknya pun berirama dan tertata, saat dimainkan enak untuk didengarkan.
"Biasanya kita mulai pukul 02.00 - 03.30 dini hari. Kita start dari masjid Al-Hikmah ke barat menuju pintu masuk pantai teleng ke kiri sampai dengan pabrik alami terus kembali kesini. Jadi kita muter Dusun Teleng," kata Sipur Fiqih pemuda Karang Taruna Teleng Minggu(24/04/2022)
Yang ikut dalam rontek gugah sahur ini diantaranya para pemuda karang taruna, remaja dan orang dewasa. Titik kumpul biasanya berlokasi di Masjid Al-Hikmah. Ada juga yang standbye tidur di masjid sampai rontek dimulai. Dari kegiatan yang diinisiasi oleh pemuda dusun teleng tersebut warga merasa tidak keberatan bahkan diantara warga ada yang mendukung denga memberi makan sahur.
"Saya tidak merasa terganggu, malah terbantu. Bisa buat alarm pengingat sahur. Saya sangat mendukung. karena ya selain membantu saya dan keluarga untuk bangun sahur, saya pikir ini menjadi salah satu kegiatan merayakan ramadan, jadi makin melekat budaya ramadannya. Malah kan pak bupati menjadikan ini lebih besar lagi dengan adanya festival rontek pacitan. Jadi ciri khas Pacitan biar narik wisatawan," kata Heri Setiawan, warga Dusun Teleng.