Salah seorang pemilik sawah, di Dusun Karang, Desa Kembang, Pacitan, menunjukan material koral dan juga sisa cor pembangunan JLS yang menutupi saluran irigasi sawahnya.
Halo Berita

Saluran Irigasi Tertutup Sisa Material Pembangunan JLS, Puluhan Hektare Sawah Terganggu

  • Proyek Jalur Lintas Selatan (JLS) beberapa tahun lalu menyisakan masalah serius bagi sejumlah petani. Sisa material yang menutup saluran irigasi tidak dibersihkan oleh pelaksana proyek hingga sekitar 22 hektare sawah terkena dampaknya.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Pacitan – Beberapa warga pemilik sawah yang berada di sekitar JLS mengaku resah dengan kondisi tersebut. Material seperti koral dan juga bekas cor pengerjaan jalan menutupi iritasi sepanjang sekitar 200 meter tepatnya di sekitar tikungan JLS di Dusun Karang, Desa Kembang, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan.

 “Kalau hujan lebat ini airnya ngembong enggak bisa mengalir lancar, ya khawatir padinya tertutup genangan air, karena irigasinya tertutup koral sama bekas cor jadi pembuangannya enggak bisa lancar,” kata Boradi (63) salah seorang pemilik sawah di daerah tersebut saat ditemui Halopacitan. Senin (07/01/2019).

Akibatnya tanamanyapun terancam membusuk bahkan dia terpaksa menanam ulang sawahnya, saat terjadi banjir pada awal Desember. “Kalau padinya terendam air selama berhari-hari lama-lama bisa busuk. Waktu banjir kemarin itu rata-rata pemilik sawah di sini pada tanam ulang, ya itu karena terendam dan busuk,” Tambahnya.

Sementara itu Nur Hidayat (45) Kepala Dusun Karang, yang juga sebagai ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) menuturkan  warganya merasa bingung, pasalnya bila kerja bakti tidak memungkinkan, karena jumlah material yang menutupi sekitar terlalu banyak.

"Material itu kan awalnya dari proyek jalan JLS dulu, harusnya pihak proyek yang membersihkan. Warga sendiri mau membersihkan material enggak berani waktu itu, karena takut kalau menyalahi pihak proyek," ungkapnya saat ditemui Halopacitan.

Dia berharap ada pengerukan terkait material  agar tidak mengganggu lahan pertanian. "Kita petani sumber utamannya pangan, tetapi kalau baru musim tanam aja ancamannya luapan air terus merendam tanaman, akhirnya busuk,mati dan tanam lagi. Ya kalau saat ini yang kita harapkan adanya pengerukan di saluran air itu, supaya kita kaum petani bisa hidup dan semangat dalam bertani,” harapnya.