Alat Musik Tradisional
Halo Berita

Sidang Kelima Prakongres (LMK) Musik Tradisi Nusantara 2021: Pentingnya Libatkan Pendidikan Seni Musik Tradisi Nusantara Dalam Pendidikan karakter di Lembaga pendidikan Formal Maupun Informal

  • Pada sidang kelima Prakongres Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) Musik Tradisi Nusantara 2021, tema yang diangkat adalah “Musik Tradisi Nusantara dan Kebutuhan Pe
Halo Berita
Rahmat Deny

Rahmat Deny

Author

Pada sidang kelima Prakongres Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) Musik Tradisi Nusantara 2021, tema yang diangkat adalah “Musik Tradisi Nusantara dan Kebutuhan Pendidikan”. Tema tersebut bertujuan untuk melakukan proses identifikasi dan pemecahan masalah seputar pendidikan seni musik tradisi Nusantara sebagai upaya pendidikan karakter melalui penyediaan ruang dan waktu yang proporsional di sekolah.


Seperti diketahui, dalam rangka pembentukan Lembaga Manajemen Kolektif (LMK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru menyelenggarakan prakongres. 
Sidang kelima Prakongres Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) Musik Tradisi Nusantara 2021 berlangsung pada Rabu, 25 Agustus 2021. 

 

Dari hasil diskusi tersebut menyepakati beberapa hal yang akan ditindaklanjuti oleh para pemangku kepentingan terkait mengenai pentingnya melibatkan pendidikan seni musik tradisi Nusantara dalam pendidikan karakter di lembaga pendidikan formal maupun informal. 

 

Salah satu hal yang disepakati adalah perlunya pembuatan dan penyediaan materi pembelajaran musik tradisi Nusantara dalam pendidikan formal dan informal. Materi yang dimaksud menyangkut kurikulum, bahan ajar, dan evaluasi pembelajaran, mulai dari jenjang PAUD hingga pendidikan dasar dan menengah (SD, SMP, SMA/SMK), serta pendidikan anak berkebutuhan khusus.


Para narasumber dalam sidang juga menyepakati rekomendasi untuk menjadikan mata pelajaran seni (musik) tradisi Nusantara menjadi bagian dari pelajaran pokok dengan proporsi yang memadai serta melakukan pembekalan bagi para guru musik, khususnya dalam penguasaan wawasan lintas budaya “Musik Tradisional Nusantara”.


Purwacaraka, seorang musikus dan komponis serta pemilik Sekolah Musik Purwacaraka Music Studio sebagai salah satu narasumber, mengakui bahwa secara proporsional seni musik tradisi belum menjadi prioritas dalam sistem pendidikan di sekolah. 

 

“Idealnya, alat-alat musik tradisional dapat diperkenalkan dan dimasukkan dalam pendidikan formal di masing-masing satuan pendidikan yang berada di seluruh daerah,” katanya seperti  keterangan pers tertulis kemendikbudrsitek Jumat (27/8/2021).


Dari diskusi dalam sidang kelima Prakongres Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) Musik Tradisi Nusantara 2021 itu, setidaknya ada lima kesepakatan yang dihasilkan. 

 

Pertama, pembuatan dan penyediaan materi pembelajaran musik tradisi Nusantara dalam pendidikan formal dan informal, mulai dari tingkat PAUD hingga Pendidikan Umum (SD, SMP dan SMU), serta  bagi anak berkebutuhan khusus. 

 

Kedua, menjadikan mata pelajaran seni (musik) tradisi Nusantara menjadi bagian dari pelajaran pokok dengan proporsi yang memadai. 

 

Ketiga, melakukan pembekalan bagi para guru musik, khususnya dalam penguasaan wawasan lintas budaya “Musik Tradisional Nusantara”. 

 

Keempat, memfasilitasi dan memberdayakan para maestro musik tradisi serta melibatkan mereka secara aktif di ranah musik tradisi masing-masing lokasi kebudayaan etnis di Nusantara. 

 

Kelima, mengintegrasikan sistem pendidikan formal, informal, dan kultural, sebagai model aktual dari konsep Merdeka Belajar, sekaligus menjadi medium penguat pemahaman dan praktik keberagaman, serta identitas kebersamaan dan kebangsaan.

 

Kegiatan sidang prakongres tersebut diikuti oleh tujuh narasumber, yaitu Mahdi Bahar, Guru Besar Pengkajian Seni Pertunjukan Universitas Jambi; Purwacaraka, Musikus, Komponis, dan Pemilik Sekolah Musik Purwacaraka Music Studio; Prasadja Budidharma, Musikus (Krakatau Band) dan pegiat komunitas Gentra Lestari Budaya; Irwansyah Harahap, Komposer dan Pengajar Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara; Julius Juih, Pengembang Teknologi Pembelajaran, Pusat Asesmen dan Pembelajaran Balitbang Kemendikbudristek; Sito Mardowo, Seniman Karawitan dan Widyaiswara dari Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya; dan Febty Kurnia Ning Tyas, Instruktur Program Golden Rabbit Kids Music dari Gilang Ramadhan Studio Band Solo.