Prediksi potensi bencana tsunami 28 meter di Pacitan, menggugah sejumlah pihak untuk mengambil langkah-langkah antisipasi dan koordinasi. Seperti yang dilakukan oleh siswa SMKN Negeri 3 yang tergabung dalam Palang Merah Remaja mendukung program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Mereka mengikuti Sosialisasi Potensi Bencana dan Simulasi penanggulangan bencana gempa bumi dengan BPBD Pacitan (20/12) kemarin.
Landasan kegiatan ini adalah naiknya grafik intensitas bencana gempa. Harapan pendidikan kesiapsiagaan bencana diantaranya siswa tidak panik saat terjadi bencana, bisa membuat jalur evakuasi di sekolah, serta menyelamatkan diri dan juga meminimalisir dampak dari bencana. Selain itu evakuasi mandiri adalah kunci dari #siapuntukselamat.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan lintas medan dan reorganisasi PMR Wira, dilanjutkan dengan Sosialisasi Potensi Bencana dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan. Hal tersebut disampaikan Ketua PMR SMK 3 Pacitan, Liga Dwi Prasetya.
“Kewaspadaan penting mengingat geografi tempat tinggal kita bersebelahan dengan samudra," kata Liga Dwi Prasetya.
Perlu diketahui bahwa terdapat beberapa sekolah di Kabupaten Pacitan yang termasuk dalam zona merah, potensi bencana tsunami. Bencana yang tidak dapat diprediksi kapan terjadinya, saat kita di rumah atau saat di sekolah atau di tempat kerja, membutuhkan kesiapsiagaan.
Dalam skenario yang dilaksanakan kemarin, seluruh siswa diajarkan bagaimana cara penyelamatan secara mandiri dan menuju titik kumpul yang telah disepakati. Selain materi potensi bencana, peserta juga dibekali dengan materi Tas Siaga Bencana dan materi Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD).
Hal tersebut tentu menjadi angin segar, pasalnya tidak ada yang mampu memprediksi kapan bencana terjadi. Bekal siswa berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana akan sangat berkontribusi dan apa yang telah diperoleh bisa disampaikan pada teman-temannya yang lain.