Jumat, 29 November 2019 17:06 WIB
Penulis:SP
Awal November lalu, Pacitan sempat bersuka dengan turunnya hujan, mengingat kemarau sudah membuat beberapa wilayah di Pacitan merasakan kekeringan. Namun hal tersebut ternyata tak berselang lama. Hujan yang turun di awal November tersebut tidak memiliki intensitas yang rutin. Bahkan Pacitan kembali kering hingga November akhir ini.
Pada kasus kemarau tahun ini, setelah kekeringan yang masih melanda Pacitan, peningkatan suhu udara menambah daftar hal yang harus diperhatikan oleh masyarakat Pacitan. Prakiraan cuaca dalam laman bmkg.go.id hingga akhir pekan nanti, cuaca di Pacitan masih breada pada kategori cerah dan cerah berawan. Pada siang hari suhu dapat mencapai 31°C dan pada malam hari masih berada pada suhu 24°C hingga 25°C.
Keadaan suhu tersebut hampir merata di wilayah Pacitan. Seperti yang diungkapkan Sujarno (50) bahwa “akhir-akhir ini lebih sering tidur di lantai dari pada di kasur, karena biarpun malam, rasanya masih sama saja panas dan membuat gerah” ungkap warga Dusun Gupit yang daerah tempat tinggalnya bisa dikategorikan pegunungan.
Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Laela Anggraeni (22) “setiap malam kalau tidur harus on kipas angin sampai pagi, kalau tidak begitu maka tidak bisa tidur, karena panas” ungkap salah satu warga Kembang Sirnoboyo tersebut.
Kondisi udara yang demikian memang menyumbang permasalahan tentang ketidaknyamanan untuk tidur sekalipun di malam hari. Saat tidur kita membutuhkan suasana yang nyaman, namun dengan adanya peningkatan suhu, gerah yang dirasakan membuat istirahat di malam hari tidak nyaman.
Seperti yang dilansir dari hellosehat.com terdapat beberapa tips untuk mengatasi menurunkan suhu kamar agar lebih nyaman untuk tertidur. Beberapa diantaranya adalah dengan,
Bagikan