
Tips Menulis Ala Khilma Anis, Penulis Buku Best Seller Hati Suhita
Sekitar tiga bulan yang lalu Khilma Anis, penulis buku best seller Hati Suhita hadir di kota 1001 goa, Pacitan Jawa Timur. Rupanya jejak literasi bagaimana seorang Khilma Anis mampu menghipnotis para pembacanya masih membuat penasaran banyak orang.
Halo Berita
Sekitar tiga bulan yang lalu Khilma Anis, penulis buku best seller Hati Suhita hadir di kota 1001 goa, Pacitan Jawa Timur. Rupanya jejak literasi bagaimana seorang Khilma Anis mampu menghipnotis para pembacanya masih membuat penasaran banyak orang.
Dilansir dari http://www.darunnun.com, Khilma Anis berbagi tips bagaimana ia menuliskan kisah dalam alur ceritanya sehingga menggelitik setiap hati untuk membaca dan terus membaca. Pertama, sebelum menjadi penulis maka harus menjadi pembaca yang baik agar tulisannya berbobot. Dalam proses menulis novel, Ning Khilma panggilan akrabnya harus ‘bertapa’ terlebih dahulu. Ia terus melahap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari buku-buku yang dibacanya. Tidak lupa ia mencatat bagian penting atau hal-hal yang menggelitik dari tulisan yang dibacanya untuk memperkaya novelnya.
Kedua, libatkan pembaca dalam setiap tulisan. Artinya setiap detail cerita mampu memasuki setiap jiwa. Hal-hal atau konflik yang sebenarnya banyak dialami oleh manusia tetapi belum sempat terungkapkan, atau sudah terungkapkan tetapi dengan penyelesaian yang berbeda. Dengan demikian, pembaca akan larut dalam cerita bahkan akan selalu menunggu tulisan-tulisan novelis
Ketiga, harus ada dukungan baik moral maupun material dari orang-orang terdekat. Tidak cukup waktu dan kesempatan tetapi dukungan dari orang-orang terdekat akan menjadi support yang luar biasa. Mulai orang tua, suami dan anak-anak bagi yang sudah berkeluarga, karena untuk menjadi penulis yang bukan asal penulis tentu harus banyak melahap buku-buku. Seorang Ning Khilma, pernah harus mengeluarkan dana sebesar 2 juta hanya untuk mendapatkan salinan (fotocopy) buku kuno.
Keempat, lingkungan yang mendukung, misalnya dengan meciptakan suasana penuh cinta terhadap buku dan menulis karena hal tersebut dapat menjadi energi yang luar biasa. Seorang yang ingin anaknya menjadi penulis maka ia harus menjadi tauladan, dengan mau menulis.
Kelima, bila mengalami kebuntuan ide, maka sebaiknya berhenti sejenak. Lakukan hal-hal yang bisa membuat fresh, misalnya dengan nonton, jalan-jalan, atau berdiskusi dengan sejawat sehingga ide kembali terbangun. Dalam proses kebuntuan kalau kita cerdas memanfaatkannya maka sebenarnya ada waktu keemasan di situ yang akan membuat lebih hidup tulisan kita.
Hati Suhita, lahir dari hasil ‘bertapa’ seorang Khilma Anis. Alur yang dibangun dari latar budaya Pesantren, Jawa, dan kehidupan modern disajikan secara apik dalam novel ini. Ketaatan kepada orang tua, melanglang, dan akhirnya kembali pada kodrat Tuhan bahwa segalanya telah digariskan, dikemas dengan begitu mempesona apalagi dengan nama-nama tokoh yang seksi, diantaranya, Gus Birru, Alina Suhita, Rengganis, Dharma.
