Gempa Malang Bukan Megathrust karena di Zona Benioff

Amirudin Zuhri - Jumat, 22 Oktober 2021 21:39 WIB
ilustrasi undefined

JAKARTA- Gempa bumi magnitudo 5,3 yang mengguncang arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Jumat 22 Oktober 2021 pukul 09.21 WIB bukan merupakan gempa megathrust karena pusatnya berada di zona Benioff. Gempa juga terasa hingga Pacitan

"Gempa ini bukan gempa megathrust karena pusatnya tidak berada pada bidang kontak antarlempeng, tetapi berada bawah zona megathrust yaitu pada bagian lempeng yang sudah mulai menukik yang dikenal sebagai zona Benioff," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono di Jakarta, Jumat.

Berdasarkan analisis BMKG gempa tersebut memiliki parameter pemutakhiran dengan magnitudo 5,1. Episenter terletak pada koordinat 8,81 derajat Lintang Selatan - 112,49 derajat Bujur Timur tepatnya di laut pada jarak 75 km arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan kedalaman 98 km.

Gempa selatan Jawa Timur tersebut merupakan jenis gempa berkedalaman menengah akibat adanya deformasi atau patahan pada bagian slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Timur.

Lebih lanjut Daryono menjelaskan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) akibat masih adanya gaya tekan pada lempeng tektonik.

Guncangan gempa dirasakan cukup kuat di daerah Blitar hingga mencapai skala intensitas III-IV MMI sehingga menyebabkan kerusakan bangunan berupa rumah warga di Kecamatan Wlingi, bangunan mushola di Kecamatan Binangun dan bangunan Kantor Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo.

Sedangkan di Ponorogo, Malang, Pasuruan, Nganjuk, Mojokerto, Pacitan, Lumajang, Jember, dan Trenggalek guncangan dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI. Akibatnya sebagian besar warga lari berhamburan keluar rumah kerena terkejut guncangan kuat yang terjadi secara tiba-tiba.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa selatan Jawa Timur tersebut tidak berpotensi tsunami, karena magnitudonya yang relatif kecil di kedalaman menengah, sehingga tidak mengganggu kolom air laut, ujar Daryono.

RELATED NEWS