Kepala Dinas Pendidikan Jatim: Provinsi Jawa Timur Siap Laksanakan PTM Terbatas

Rahmat Deny - Senin, 21 Juni 2021 19:18 WIB
Ilustrasi: PTM Terbatas undefined

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Wahid Wahyudi mengatakan Provinsi Jawa Timur siap melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

"Kami sudah siap PTM. Bahkan Jatim itu adalah Provinsi pertama kali di Indonesia melakukan uji coba PTM," katanya seperti dilansir dari kominfo.jatimprov.go.id Senin (21/6/2021)

Menurut Wahid, Gubernur Khofifah Indar Parawansa telah mengambil kebijakan sejak tanggal 18 Agustus 2020 lalu. Dimana, Provinsi Jatim sudah melakukan uji coba PTM terbatas.

"Tempat yang aman dari Covid-19 adalah sekolah. Karena di sekolah ada penyemprotan disinfektan secara rutin, bisa dikendalikan aktivitasnya dan itulah yang dilakukan Jatim," katanya.

Ia pun menjelaskan beberapa syarat PTM terbatas bagi SMA/SMK. Pertama, kata dia, mendapatkan rekomendasi dari Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten dan Kota. Tentunya Bupati dan Wali Kota pasti akan melihat perkembangan Covid-19 di daerahnya masing-masing untuk memberikan rekomendasi.

"Nah, sampai hari ini Gubernur Jatim sudah berkirim surat pada Bupati dan Wali Kota yang intinya bahwa PTM itu akan dilaksanakan dua syarat. Pertama, mendapatkan persetujuan dari Bupati Wali Kota setempat. Kedua, siswa yang mengikuti PTM itu mendapatkan persetujuan dari orang tua siswa," ungkapnya.

Kemudian, Wahid menekankan sarana prasarana protokol kesehatan (Prokes) harus lengkap di sekolah.

"Termasuk sekolah harus menyiapkan Gugus Tugas Covid-19 sekolah secara bergiliran dari siswa," tegasnya.

Soal jam belajar siswa, Wahid menerangkan pembelajaran yang hanya dilaksanakan empat jam atau delapan jam pelajaran dengan masing-masing pelajaran 30 menit.

"Jadi, kalau dilaksanakan jam 07.00 Wib sampai jam 11.00 Wib siang, istirahat 15 menit sehingga waktunya dhuhur diharapkan sudah pulang agar tidak terjadi kerumunan. Sehingga salat dhuhur bisa dilaksanakan di rumah masing-masing," paparnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan banyaknya keterbatasan belajar saat PJJ tetap diberlakukan. Seperti pelajaran fisika, kimia dan matematika rata-rata banyak siswa daya tangkapnya rendah.

"Diprioritaskan kepada hal-hal yang kurang optimal apabila dilakukan PJJ. Misalnya pendidikan fisika, kimia dan matematika itu kalau PJJ itu rata-rata daya tangkapnya rendah," pungkasnya.

RELATED NEWS