Angka Kehamilan Pacitan Meroket Saat Pandemi

SP - Sabtu, 25 Juli 2020 08:31 WIB
Ilustrasi: Angka kehamilan di Pacitan cukup tinggi di tengah pandemi undefined

Di tengah pandemi COVID-19, angka kehamilan di Pacitan Justru meroket.Meski angka kesejahteraan keluarga di Pacitan menurun, namun angka kehamilan cukup tinggi.

COVID-19 menguji keluarga Indonesia yang diprogram menjadi sejahtera. Menurut hasil survey yang dilakukan dengan metode daring oleh BKKBN Provinsi Jawa Timur menemukan fakta, selama pandemi berbagai capaian angka mengalami penurunan yang signifikan, namun tidak dengan angka kehamilan.

Dilansir dari laman pacitankab, sejumlah 95,8 persen keluarga mengalami gejala stres, 60,7 persen ekonomi keluarga menurun dan berujung pada penurunan kecukupan gizi, termasuk kenyataanya selama pandemi angka kehamilan bahkan secara nasional mengalami peningkatan.

Kepala BKKBN Perwakilan (Kaper) Jawa Timur, Sukaryo Teguh Santosa saat sambutannya dalam Bimbingan Teknis Program Bangga Kencana bagi penyuluh KB Kabupaten Pacitan (23/07/2020) menyampaikan,”Pandemi mempengaruhi sasaran program Keluarga Berencana”,

Perlu diketahui bahwa para pakar menyimpulkan bonus demografi di Indonesia tidak akan terjadi kecuali suksesnya sebuah program besar, yakni Keluarga Berencana (KB). Indonesia akan mengalami puncak demografi pada tahun 2030, dimana angka produktif lebih besar daripada angka usia tua. Menurut istilah dari Data Penduduk Perserikatan Bangsa Bangsa, bonus demografi merupakan potensi pertumbuhan ekonomi yang tercipta akibat perubahan struktur umur pendek. Dimana usia kerja lebih besar dibanding proporsi bukan usia kerja.

Peran serta 33 tenaga penyuluh KB aktif di bawah Dinas PPKB Dan PPPA Pacitan sangatlah signifikan, meski angka tersebut kurang ideal. Mereka mengemban tugas penting yakni menciptakan satu keluarga yang sejahtera yang target capaiannya adalah lahirnya anak yang berkualitas, sebagai penerus keluarga maupun bangsa.

Melihat realitas meningkatnya kehamilan di tengah pandemi, tentu menjadi permasalahan tersendiri. Angka kesejahteraan keluarga juga menurun, secara tidak langsung menimbulkan berbagai persoalan yang nantinya berujung pada masalah serius. Permasalahan Baby Boom, stunting dan terpengaruhnya program pembangunan SDM generasi muda, tentu menjadi pekerjaan rumah yang harus disikapi secara bijaksana.

Bagikan

RELATED NEWS